Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir "Meme" di Kala Jakarta Banjir

Kompas.com - 12/02/2015, 16:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS
 - Bencana banjir yang melanda Jakarta tidak cuma melahirkan kerepotan, kelelahan, kemarahan, atau kesedihan. Di tangan komunitas dunia maya, banjir menjadi humor, kritikan, parodi, atau sentilan melalui gambar-gambar atau teks menggelitik yang sering disebut meme.

Meme banjir di Jakarta menyebar dengan cepat, secepat aliran air yang membanjiri Jakarta. Alih-alih membuat kesal, meme banjir malah hadir menghibur di tengah hari yang melelahkan bagi sebagian warga Jakarta yang terjebak banjir.

Salah satunya yang beredar adalah meme Tugu Pancoran yang terendam banjir hingga semata kaki patung tugu itu dengan tambahan keterangan ”Banjirnya Tinggal Semata Kaki”.

Betapa meme itu tak mengundang gelak tawa sekaligus rasa miris karena bisa dibayangkan jika memang banjir sudah menyentuh mata kaki patung Tugu Pancoran, sama saja Jakarta sudah tenggelam.

”Malah lucu meme Tugu Pancoran itu. Habisnya mau bagaimana lagi memang banjir juga sudah langganan di Jakarta,” kata Maryono (35), karyawan swasta di kawasan Sudirman.

Maryono mengatakan, sebetulnya lelah juga menghadapi banjir karena lalu lintas di Jakarta pasti macet parah. Namun, karena kesadaran masyarakat Jakarta masih rendah terhadap bahaya banjir, hal itu turut membuatnya pasrah menghadapi banjir.

”Pemerintah sudah berbuat, menormalisasi sungai. Saluran dibersihkan. Tapi orang di Jakarta masih saja buang sampah sembarangan. Yang tinggal di pinggir kali susah direlokasi. Jadinya susah karena warga Jakarta sendiri tidak mau membantu,” kata Maryono.

Hadirnya meme banjir pun bagi Maryono lebih menyerupai pesan kritik yang dapat menyentil tanpa harus membuat naik darah. ”Warga Jakarta sendiri semestinya yang tersentil dengan meme itu karena kita sendiri yang membuat Jakarta banjir,” tambahnya.

Kata meme diperkenalkan oleh ahli biologi asal Inggris, Richard Dawkins, dalam bukunya The Selfish Gene (1976). Meme berasal dari akar kata Yunani, mimeme yang artinya tiruan. Istilah itu diciptakannya untuk memaknai unit gagasan dalam transmisi kultural yang terus direplikasi dalam persebarannya.

Belakangan, kata itu ”dibajak” oleh internet yang kemudian justru identik dengan gambar disertai kata-kata menggelitik mengenai sesuatu. Terlepas dari maknanya, meme kian marak karena semua orang dengan mudah membuatnya.

Pemegang telepon pintar, baik iOS maupun Android, bisa mengunduh aplikasi-aplikasi gratis untuk membuat meme sendiri. Aplikasi yang populer, mudah dipakai, dan tersedia gratis di Google Play Store, misalnya Memeful, Free Meme Genarator, Meme Creator, dan masih banyak lagi.

Dengan aplikasi itu, seseorang bisa berkreasi membuat meme dari gambar yang telah ada ataupun memakai gambar atau foto hasil karya sendiri.

Justru yang sulit adalah proses kreatif untuk membuat meme agar bisa menjadi pusat perhatian. Mengutip Digitaltrends, ada sejumlah langkah untuk membuat meme menarik. Pertama, lakukan riset untuk mengetahui meme yang telah meledak untuk menjadi inspirasi. Lihat saja tren di Twitter atau Facebook.

Selanjutnya, kumpulkan bahan. Ini titik saat memilih menggunakan gambar sendiri atau memakai bahan yang telah ada di internet. Usai dibuat, agar meme menjadi meme sesungguhnya yang mampu mengundang perhatian, unggah saja diberbagai media sosial. Mudah, kan? (MDN/RAY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com