Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambut Imlek, Klenteng Pasang Lilin Raksasa Penerang Rezeki

Kompas.com - 18/02/2015, 16:18 WIB
Tara Marchelin Tamaela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wangi dupa menyeruak dari dalam klenteng bernuansa merah yang telah dihiasi lampion-lampion khas negeri China. Terlihat para pria sibuk mengangkut ornamen Imlek. Sementara para wanita menata buah-buahan di meja.

"Sekarang kita tahapnya pasang lilin, pasang lampion karena nanti malam acara sembahyangnya. Kalau kita bilang itu acaranya kayak takbiran, besok baru Imlek," ujar Ko Eng, Wakil Ketua Yayasan Amurva Bhumi, di sela-sela menghias Klenteng Amurva Bhumi, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, (18/2/2015).

Hari ini para umat budha di Vihara Amurva Bhumi, Kuningan, Jakarta Selatan, bersama-sama menghias klenteng yang berada satu kawasan dengan vihara tersebut. Berbagai ornamen khas imlek dipasang di setiap sudut klenteng, salah satunya ialah lilin raksasa.

Puluhan lilin raksasa berwarna merah diletakkan pada bagian depan dan dalam klenteng. Selain itu, lilin raksasa juga diletakkan mengelilingi meja persembahan pada Dewa Bumi.

"Ini lilin penerangan saja. Itu dari umat semua yang beli. Mereka datang kemari, nyalakan lilinnya, sembahyang. Ya biar rezekinya terang," kata Ko Eng pada Kompas.com.

Lilin raksasa ini memang hanya digunakan saat hari raya Imlek. Biasanya, lilin raksasa dipasang sebagai tanda syukur seserorang atas rezeki yang telah diperolehnya sepanjang tahun.

"Lilin ini cuma khusus untuk sincia (Imlek). Ya ini kan tanda rasa syukur. Mungkin tahun ini umat lebih banyak rezekinya, dulu pasang yang kecil sekarang pasang yang besar," kata Ko Eng.

Dari pantauan, terdapat lebih dari seratus lilin raksasa dengan tinggi mencapai satu hingga dua meter yang terdapat di Vihara Amurva Bhumi.

Lilin-lilin tersebut juga memiliki berat yang beragam. Mulai dari 30 kilogram sampai 600 kilogram. Harganya pun bervariasi, mulai Rp 3 juta hingga Rp 12 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com