Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menunggu Tertangkapnya Otak Penganiayaan Randy

Kompas.com - 22/02/2015, 14:08 WIB

KOMPAS.com - Komitmen polisi untuk menyelesaikan kasus penganiayaan wartawan harian Radar Bekasi, Randy Yasetiawan Priogo (27), ditunggu banyak pihak. Meskipun Kepolisian Resor Kota Bekasi Kota telah menangkap dua penganiaya Randy, tetapi diyakini otak penganiayaan itu masih bebas.

Dua pelaku penganiayaan Randy, yakni Muchlis Tamnge dan Pengli, ditangkap petugas Polresta Bekasi Kota di Jalan Raya Kartini, Bekasi, Jumat (20/2) sekitar pukul 22.00. ”Aparat kepolisian masih mengejar satu pelaku lagi atas nama Agus,” kata Kepala Subbagian Humas Polresta Bekasi Kota Ajun Komisaris Siswo, saat ditemui di Kota Bekasi, Sabtu (21/2).

Kedua tersangka ini dijerat dengan Pasal 170 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang Pengeroyokan secara Bersama dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun 6 bulan penjara. Muchlis mengaku memukul wajah Randy tiga kali, sedangkan Pengli memukul kepala Randy dua kali.

Seperti diberitakan, Randy dipukuli oleh tiga orang tak dikenal yang belakangan diketahui sebagai Muchlis, Pengli, dan Agus, di hadapan dua politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Bekasi, Kamis (19/2) sekitar pukul 17.00, di dalam rumah makan Bumbu Araunah di Jalan Serma Marjuki, Bekasi. Randy diancam agar tidak melaporkan kejadian itu ke polisi.

Berdasarkan pengakuan Randy, dia datang ke rumah makan tersebut atas undangan Iriansyah, Ketua Dewan Pimpinan Cabang PAN Bekasi Utara. Randy mengaku ditelepon berkali-kali oleh Iriansyah yang menginginkan adanya klarifikasi terhadap substansi pemberitaan harian Radar Bekasi yang terbit pada Rabu (18/2) berjudul ”DPC Bekasi Utara Sebut Pimpinan DPD Masa Bodo”.

Begitu tiba di restoran tersebut, maksud hati ingin memperoleh klarifikasi atau hak jawab atas berita yang ditulisnya, Randy justru mendapat bogem mentah.

Siswo mengatakan, salah satu tersangka, Muchlis, mengaku mengenal Faturrahman. Dia bersama Pengli dan Agus mengaku singgah di rumah makan Bumbu Araunah ketika melihat mobil Faturrahman terparkir di halaman restoran itu.

Setelah memasuki rumah makan, Muchlis dan Pengli mengaku spontanitas memukul Randy ketika Faturrahman berbicara keras terhadap korban. Pengakuan ini berbeda dengan keterangan Randy yang menyatakan dia dipukuli oleh tersangka setelah mendapat kode dari Faturrahman.

Saat ingin dikonfirmasi Kompas, Jumat, Faturrahman tidak berada di kantor DPD PAN Kota Bekasi. Ketika dihubungi lewat telepon dan pesan pendek, ia juga tidak menjawab.

Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PAN Drajad Wibowo menuturkan jika terdapat kader PAN yang diduga melakukan tindak pidana, DPP akan menyikapi sesuai dengan status hukum yang bersangkutan. DPP PAN tegas terhadap pelanggaran hukum, tetapi memberikan kader kesempatan membela diri di pengadilan.

”Kalau (kasus penganiayaan) sudah dilaporkan ke kepolisian silakan diproses hukum dengan benar,” ujar Drajad.

Penganiayaan terhadap Randy menunjukkan jurnalis masih rentan terhadap tindak kekerasan terkait pemberitaan. Randy berharap kasus yang menimpanya tidak akan terulang lagi. Tentunya, hal ini dapat terwujud jika mereka yang menggunakan cara premanisme terhadap jurnalis dapat diringkus. (Harry Susilo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com