Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Banyak Sampah, Jakarta Belum Beradab

Kompas.com - 23/02/2015, 14:08 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -  Sampah adalah bagian dari peradaban manusia. Bagaimana manusia mengelola sampah mencerminkan tingkat peradaban manusia tersebut. ”Kalau Jakarta masih punya banyak sampah, berarti Jakarta belum beradab,” kata Emil Salim, mantan Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup.

Emil hadir dalam acara peringatan Hari Peduli Sampah, Minggu (22/2/2015), di depan FX Plaza, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Di mata dia, manusia bertanggung jawab atas sampah yang dibuangnya karena sampah juga bisa merenggut nyawa.

Pada 21 Februari 2005, setidaknya 150 orang tewas akibat terkubur gunungan sampah setinggi 60 meter yang longsor di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat. Sejak saat itu, setiap 21 Februari diperingati sebagai Hari Peduli Sampah.

Tahun ini, tepat 10 tahun setelah tragedi tersebut, sejumlah komunitas yang peduli sampah mengingatkan kembali betapa pentingnya sampah dikelola dengan baik agar tak lagi menimbulkan korban jiwa seperti di Leuwigajah.

Pada acara Hari Peduli Sampah, ratusan orang dari bermacam komunitas menggelar sejumlah acara, seperti flashmob dan memunguti sampah, dari FX Plaza sampai Bundaran Hotel Indonesia. ”Ayo, ayo bersih sampah. Ayo, ayo, bangun kota kita.” Begitulah mereka bernyanyi diiringi perkusi yang memanfaatkan tong, ember, jeriken, drum, dan panci.

Mengenakan baju berwarna oranye, peserta membawa bendera bertuliskan ”I Love Jakarta Bersih”. Beberapa orang berkalungkan papan berisi sindiran-sindiran, seperti ”Lulusan universitas keren, tapi kok nyampah” atau ”Gowes tampil keren, tapi kok nyampah”.

Mereka membawa kantong plastik dan memunguti sampah yang tercecer di jalan atau tidak dibuang pada tempatnya saat hari bebas kendaraan bermotor, Minggu pagi. Peserta peringatan Hari Peduli Sampah juga membagi-bagikan kantong plastik kepada pengunjung hari bebas kendaraan bermotor agar ikut serta dalam gerakan pungut sampah tersebut.

Orangtua, remaja, hingga anak-anak tak ketinggalan ikut serta. ”Walaupun sedikit, setidaknya kami ikut berkontribusi untuk Jakarta yang lebih bersih,” kata Daniel, salah satu peserta.

Sehari sebelumnya, Dinas Kebersihan DKI Jakarta membagikan gelang karet kepada warga Jakarta di sekitar Patung Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat. Gelang karet warna warni bertuliskan ”I Love Jakarta Bersih” itu dibagikan kepada pengendara dan pejalan kaki. Menurut Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Saptastri Ediningtyas, gelang karet itu merupakan ungkapan terima kasih kepada warga Jakarta yang telah membuang sampah pada tempatnya.

Bebas sampah

Amaranila dari Komunitas Bersih Nyok mengatakan, Hari Peduli Sampah kali ini merupakan momen untuk menuju Indonesia Bebas Sampah tahun 2020. ”Melalui gerakan ini pula, para peserta yang ikut berjalan setiap 1 kilometer dan memunguti sampah akan mendonasikan Rp 2.000. Dana ini digunakan untuk pemetaan sampah di Indonesia agar bisa dikelola dengan baik,” katanya.

Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rasio Ridho Sani mengatakan, persoalan sampah lekat dengan kota besar, seperti Jakarta. Seiring pertumbuhan ekonomi, jumlah sampah di Jakarta pun meningkat.

”Dari bangun tidur hingga tidur lagi, kita semua menghasilkan sampah. Setiap hari ada puluhan juta ton sampah di seluruh Indonesia. Dikemanakan sampah sebanyak itu? Kalau hanya berakhir di tempat pembuangan sampah, bisa-bisa tragedi Leuwigajah terulang lagi,” ujarnya.

Menurut dia, sebanyak 20 persen sampah yang dihasilkan warga lepas ke lingkungan tanpa pengelolaan apa pun. Akibatnya, terjadi banjir karena sampah menyumbat aliran sungai.

Ridho menambahkan, baru sebagian kecil sampah yang diolah melalui bank sampah, dijadikan kompos, atau didaur ulang. ”Memang baru ada sekitar 2.000 bank sampah di seluruh Indonesia, tetapi jumlahnya terus bertambah,” katanya.

Gerakan kesadaran masyarakat untuk memperlakukan sampah dengan benar perlu terus dibangun. Gerakan peduli sampah ini harus dilakukan bersama-sama.

Sudah mulai banyak orang yang peduli terhadap sampah yang ia hasilkan, tetapi tak sedikit pula yang ”tidak beradab” dan tetap membuang sampahnya sembarangan. Masuk golongan mana kah, Anda? (FRO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com