Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Hakimi Begal, Bentuk Ketidakpercayaan kepada Polisi?

Kompas.com - 24/02/2015, 17:58 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Insiden yang terjadi Selasa (24/2/2015) dini hari di Jalan Masjid Baitorohim, Pondok Karya, Pondok Aren, Tangerang Selatan, dinilai sebagai bentuk aksi main hakim sendiri. Warga menganiaya seorang begal hingga meninggal dunia dengan tragis.

Kriminolog Achmad Hisyam menilai, ada beberapa kemungkinan warga sampai hati melakukan aksi main hakim sendiri. Pertama, aksi itu mungkin merupakan bentuk penurunan kepercayaan terhadap polisi ataupun pihak-pihak yang memiliki otoritas menegakkan hukum.

"Namun, penurunan kepercayaan tersebut tidak secara umum, biasanya hanya untuk kasus-kasus ringan saja," kata Achmad saat dihubungi, Senin (24/2/2015).

Achmad menduga warga kecewa terhadap penanganan kasus-kasus ringan berupa pencurian motor atau mobil. Karena, laporan tak kunjung ditindaklanjuti atau barang yang dirampas tidak kembali. [Baca: Korban Begal di Pondok Ranji Mengaku Sudah Diincar Saat Masuk Gang]

Maka dari itu, warga berpikir lebih baik menghabisi langsung pelaku dari perbuatan tercela itu. Kemungkinan lainnya adalah warga merasakan amarah terhadap pelaku kejahatan yang meresahkan warga.

Pelaku kejahatan kini makin kejam karena tidak segan-segan melukai korbannya bahkan hingga menghabisi nyawa. Ia juga mengatakan, begal bukanlah modus kejahatan baru, tetapi semakin lama pelakunya semakin kejam. [Baca: Keberanian Wanita Muda Tahan Sabetan Pedang Komplotan Begal]

Ditambah lagi, aksi begal cukup marak terjadi belakangan dengan modus yang lebih kejam daripada beberapa waktu lalu. Untuk begal yang di Pondok Aren bahkan pelakunya tidak segan-segan membacok korbannya dengan pedang.

Beruntung, korbannya memiliki keberanian yang tinggi sehingga berhasil menghalau serangan itu. "Jadi mungkin kekejaman inilah yang membuat warga gemas dan melakukan main hakim sendiri kepada begal," kata Achmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com