Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/02/2015, 20:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kamis (26/2/2015), tepat 100 hari Basuki Tjahaja Purnama menduduki jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Pada Kamis itu pula, DPRD DKI Jakarta akan melakukan rapat paripurna untuk mengesahkan panitia hak angket.

Seperti diwartakan portal berita kompas.com, hak angket itu digunakan untuk menyelidiki dugaan kesalahan yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI. Kesalahan itu diduga dilakukan tatkala mengajukan APBD kepada Kementerian Dalam Negeri.

Nama Basuki yang akrab dengan sapaan Ahok kembali menjadi buah bibir di tengah masyarakat. Hal serupa terpantau di media sosial, seperti Twitter.

Aplikasi Topsy pada Kamis pagi mencatat terdapat 2.978 kali nama ”Ahok” dipergunakan di linimasa selama satu jam terakhir sejak sebelum pukul 10.47 WIB. Respons sebagian pengguna Twitter menunjukkan keberagaman atas isu tersebut.

Ada yang menyatakan dukungan mereka. Namun, terdapat pula yang tidak seperti itu.

Sebagian mengaitkan dengan sejumlah kebijakan serta keputusan yang telah dikeluarkan Ahok selama ini. Ini, misalnya, dilakukan Dandhy Laksono dengan akun ‏@Dandhy_Laksono saat menulis, ”Sekali bikin kebijakan, jalan berbayar dan motor dibatasi.” Itu guna menanggapi tautan berita @kompas.com dengan judul: ”Ahok Dinilai Terlalu Banyak Berwacana”.

Sementara Mirza Abdullah dengan akun ‏@Arl_abd saat menanggapi tautan berita yang sama mengatakan, ”Gak.bnyk krj. Hny sj dprd jkt krg sk sm ahok. Jd mrk gong2 ahok trs.”

Muhamad Saeful Hadi dengan akun ‏@Elpiji3kg menulis, "Silahkan pilih mana 1.ahok (gubernur DKI) bekerja untk wrg dki 2.M Taufik dprd, bekerja untk siapa...."

Adapun pengguna akun ‏@GusYehia mengicaukan, ”Pelengseran ahok neh bisa jadi test case hehe.”

Sementara Sumantri Suwarno ‏dengan akun @mantriss menulis, DPRD DKI ini juga kurang cerdas—yang menanggapi di media orang yg pernah punya masalah hukum. Itu jadi, Ahok makin dominan....

Pengguna akun @MeidyNamikaze menulis: Kemaren Pak Jokowi show vs Komjen Budi Gunawan n mamak banteng skrg giliran Ahok show: Ahok vs DPRD DKI.

AHOK lanjutkan pimpin Jakarta, jangan takut dg anggota Dewan BENAR bisa disalahkan tapi gak bisa DIKALAHKAN .... Demikian dikatakan Suhaemi HD ‏dengan akun @SuhaemiP. (Inki Rinaldi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com