Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Begal Pondok Aren: Dua Tahun Tak Bertemu, Mungkin Pergaulannya Salah

Kompas.com - 28/02/2015, 11:27 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com - Sutina tidak terlalu banyak bicara. Dia masih meratapi kepergian anak ketiganya dari lima bersaudara, Hendriansyah (29), yang meninggal setelah dihakimi massa pada Selasa (24/2/2015) dini hari di daerah Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Perempuan yang ditemui di kediamannya di Jalan Inpers, Larangan Utara, Kota Tangerang, Jumat (27/2/2015), tidak percaya salah satu anak laki-laki dia melakukan pembegalan hingga nyaris membunuh korbannya dengan pedang. Semasa hidupnya, Hendriansyah dikenal sebagai sosok yang baik.

"Anak saya penurut. Jarang minta macam-macam. Dia dari habis lulus SMP selalu bilang mau mandiri, mau cari kerja," tutur Sutina sambil terisak sedih.

Sutina menceritakan, Hendriansyah sempat mencoba berbagai pekerjaan, mulai dari kuli pasar, tukang angkat galon, hingga menjadi tukang cuci kendaraan. Selama masih di rumah pun, Hendriansyah malah dikenal sebagai anak yang pendiam.

Sejak Hendriansyah menyatakan ingin hidup mandiri, dia sempat berpamitan kepada Sutina dan ayahnya, Syarifudin, kemudian memulai hidup sendiri selama kurang lebih dua tahun. Dari saat itu hingga Hendriansyah ditemukan telah meninggal dunia, Sutina mengaku belum pernah sama sekali bertemu anaknya.

Sutina menyebutkan, Hendriansyah tidak meninggalkan nomor ponsel ataupun petunjuk lain sehingga dia dan keluarga tidak tahu sama sekali apa yang terjadi pada Hendriansyah dalam dua tahun itu.

Keinginan Hendriansyah untuk hidup mandiri dinilai sengaja dilakukan karena kedua orangtuanya telah bercerai cukup lama sehingga harus ada pencari nafkah bagi kakak dan adiknya.

Kejadian meninggalnya Hendriansyah setelah mencoba membegal orang dan akhirnya dihakimi massa sama sekali tidak terbayangkan oleh Sutina. Dia pun mencurigai Hendriansyah sudah bergaul dengan orang-orang yang tidak tepat.

"Dua tahun itu kita enggak tahu (Hendriansyah) ngapain. Kita enggak tahu juga dia tinggal di mana. Mungkin pergaulannya salah," tambah Sutina.

Sutina pun mengaku bahwa dia sudah merelakan kepergian anaknya dan menuturkan tidak akan menggugat pelaku main hakim ke polisi. Dia sendiri menilai bahwa kejahatan begal memang makin marak sehingga wajar jika masyarakat sudah terlebih dahulu melakukan tindakan-tindakan untuk menolong atau membela diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Megapolitan
Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Megapolitan
Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com