Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menunggu Kembali Api Lilin di Kelenteng Jin De Yuan

Kompas.com - 03/03/2015, 14:43 WIB
Alex, penjaga Wihara Dharma Bhakti, mengurungkan niatnya mandi ketika mendengar suara berisik. Ia mendapati sumber suara berasal dari api yang berkobar di ruang utama wihara di Jalan Kemenangan Raya RT 002 RW 002, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat, tersebut.

Melihat hal itu, Alex berlari menghampiri dan menyelamatkan patung Dewi Kwan Im dan dua patung Buddha. Enam patung Buddha lainnya tak bisa ia selamatkan. Ia cuma termangu melihat lidah-lidah api menari di antara patung-patung tersebut.

Peristiwa itu terjadi Senin (2/3) pukul 03.30. Alex mengatakan, lilin dan dupa di wihara tersebut menyala sepanjang hari. Demikian pula Senin dini hari tersebut. Ia menduga, api bersumber dari salah satu lilin setinggi 1,5 meter yang jatuh.

"Jarak antara api lilin dan plafon menjadi rendah setelah tahun lalu lantai wihara ditinggikan. Lantai ditinggikan untuk menghindari banjir," kata Alex.

Di luar, puluhan warga yang berniat membantu memadamkan api tak bisa berbuat apa-apa karena pintu-pintu masuk terkunci rapat sampai api akhirnya menghanguskan hampir seluruh ruang utama ibadah.

Menurut Hengky, koordinator keamanan wihara, api mulai mengamuk tak terkendali sekitar pukul 04.00. "Tiba-tiba sebagian besar atap ruang ibadah utama berderak-derak berjatuhan," ujarnya.

Tertua

Claudine Salmon dan Denys Lombard dalam bukunya, Klenteng-Klenteng dan Masyarakat Tionghoa di Jakarta (Cipta Loka Caraka, Jakarta, 2003) menyebutkan, Wihara Dharma Bhakti atau Kelenteng Jin De Yuan (Buddhis) adalah satu dari dua wihara tertua di Jakarta. Wihara satunya adalah Kelenteng Ancol (Taois) di Jakarta Utara. Kedua wihara itu dibangun sekitar 1650.

Konon, kelenteng ini didirikan seorang letnan dan dinamai Jin De Yuan oleh seorang kapitan pada 1755. Wihara Dharma Bhakti terletak di sebelah barat daya di luar tembok kota Batavia saat itu.

Pada abad ke-18, sekitar 18 biksu tinggal di sana. Kala itu, tulis Salmon dan Lombard, kelenteng ini menjadi kelenteng kesayangan para petinggi Tionghoa di Batavia. Sejumlah mayor (atasan seorang kapitan dalam sistem pemerintahan sipil di Batavia) sering menyumbangkan dana pemeliharaan dan pemugaran tempat ibadah ini.

Karena Jin De Yuan merupakan kelenteng Buddhis, semua orang yang datang untuk berdoa diterima tanpa pandang bulu. Sikap ini mengukuhkan kedudukan kelenteng ini sebagai kelenteng utama bagi masyarakat Tionghoa di Batavia.

Evaluasi

Arkeolog dan Ketua Tim Ahli Cagar Budaya DKI Jakarta Candrian Attahiyat, yang ditemui di wihara, kemarin, menyesalkan tidak adanya fasilitas perlindungan gedung-gedung cagar budaya dari bencana, seperti kebakaran, banjir, gempa, huru-hara, dan pencurian.

"Bukan hanya wihara ini, juga di banyak gedung cagar budaya penting lain di Jakarta yang tidak mendapat fasilitas perlindungan," ujarnya. Ia berjanji membawa masalah ini ke sidang Pemugaran Budaya dan Gedung DKI Jakarta, Selasa ini.

"Saya akan mendesak Pemprov DKI menerbitkan peraturan yang lebih rinci dan membantu menyediakan fasilitasnya," kata Candrian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com