Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deputi Gubernur Bantah Omongan Lulung bahwa SKPD Tertekan

Kompas.com - 13/03/2015, 17:01 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPRD DKI Abraham "Lulung" Lunggana turut hadir dalam rapat angket pemeriksaan Deputi Gubernur Bidang Kebudayaan dan Pariwisata DKI Sylviana Murni, Jumat (13/3/2015). Setelah beberapa menit rapat berlangsung, Lulung angkat bicara bahwa satuan kerja perangkat daerah (SKPD) tertekan dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Lulung mengatakan, rasa tertekan ini yang menghambat Sylviana untuk mengakui ada tindak nepotisme. Tindak nepotisme yang dimaksud Lulung adalah rapat revitalisasi Kota Tua yang diduga dipimpin oleh istri Basuki, Veronica Tan, dan adik Basuki, Harry Basuki.

"Kami tahu fakta bahwa pegawai Pemprov, SKPD, wali kota, ini tampak di bawah tekanan Pak Gubernur. Saya ingin Bu Sylvi jelaskan yang sebenarnya. Apa ini terjadi nepotisme seperti yang kami khawatirkan?" ujar Lulung kepada Sylviana. [Baca: Deputi Gubernur Dicecar Pertanyaan soal Istri Ahok "Pimpin Rapat"]

Selain hal tersebut, Lulung juga mempertanyakan soal sosialisasi revitalisasi Kota Tua ini kepada DPRD. Padahal, program revitalisasi ini telah berjalan sejak lama.

Lulung mengatakan, ketika pembahasan kebijakan umum anggaran-plafon prioritas anggaran (KUA-PPA), legislatif tidak menemukan anggaran tentang Kota Tua.

Kemudian, Lulung pun meminta kepada Sylviana untuk menyerahkan undangan, daftar kehadiran, serta notula dari setiap rapat revitalisasi itu.

Menjawab semua itu, Sylviana menjelaskan bahwa ia tidak tertekan. Sylviana juga menjawab perihal dokumen-dokumen yang diminta Lulung.

"Saya mau luruskan bahwa saya hanya sampaikan apa adanya tanpa tekanan. Soal undangan, maaf saya tidak keluarkan undangan dan ini biasanya ada di Dinas Parbud. Kalau memang ada undangan atau notulensi dan absen, akan kami sampaikan," ujar Syilvina.

Sementara soal tidak adanya pembahasan Kota Tua dalam KUA-PPA, kata Sylviana, anggaran untuk Kota Tua tidak dipisahkan secara khusus, tetapi menyatu dengan anggaran dari SKPD terkait. Misalnya, jika Kota Tua membutuhkan perbaikan jalan, maka anggaran perbaikan jalan yang digunakan dari Dinas Bina Marga.

Lulung pun menyampaikan alasan tim hak angket memanggil Sylviana hari ini. Menurut Lulung, tim hak angket saat ini juga sedang menyelidiki dana CSR.

"Kalau ini biaya APBD dan sebagian besar ada stakeholder yang bantu, apa itu juga termasuk dana CSR yang ada? Karena kami selidiki itu," ujar Lulung.

"Kami juga mau tegaskan angket ini, kami mau jelaskan bahwa Pak Ahok itu bersih. Bersih dari pencitraan selama ini," kata Lulung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com