Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Ahok dan DPRD DKI Sepakat Saat Evaluasi APBD...

Kompas.com - 16/03/2015, 08:06 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini, proses penyelidikan angket oleh tim hak angket masih terus berjalan. Beberapa kesimpulan sementara sudah dibuat oleh tim hak angket. Pada saat yang bersamaan, evaluasi APBD DKI oleh Kementerian Dalam Negeri telah keluar.

Pemerintah Provinsi DKI harus melakukan penyempurnaan APBD bersama dengan DPRD DKI. Waktu tujuh hari diberikan kepada Pemprov DKI dan DPRD DKI. Kedua pihak harus menemukan kata sepakat agar APBD 2015 mampu disahkan. Jika tidak, maka DKI Jakarta akan menggunakan anggaran tahun lalu.

Pakar hukum tata negara Margarito Khamis melihat, hasil akhir evaluasi APBD ini akan melemahkan salah satu pihak. Bagaimana jika terjadi kesepakatan antara Pemprov DKI dan DPRD DKI?

"Hak angket yang tengah dilakukan DPRD DKI perlahan-lahan akan menghilang atau tidak ada giginya," ujar Margarito, Minggu (15/4/2015).

Penyebabnya, kata dia, tim hak angket dibentuk karena ada ketidaksetujuan dari pihak DPRD DKI akan RAPBD yang dikirim Pemprov ke Kemendagri. Menurut DPRD, RAPBD tersebut bukanlah hasil pembahasan dengan mereka. Saat ini, RAPBD tersebut dibawa untuk dibahas kembali bersama DPRD.

Jika DPRD menyepakati isi RAPBD itu bersama Pemprov DKI, maka, menurut Margarito, DPRD juga telah sepakat bahwa itu hasil pembahasan bersama. Sehingga, tim hak angket menjadi tidak ada gunanya lagi.

Kondisi ini, kata Margarito, tidak menguntungkan bagi DPRD karena melemahkan penyelidikan yang mereka lakukan. "Jadi jika ada sepakat, hak angket DPRD akan sangat kempes dan tidak berdasar lagi dari tujuan awalnya," ujar Margaritho.

Akan tetapi, jika evaluasi berujung deadlock, hal yang terjadi adalah sebaliknya. Jika seperti itu maka Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama harus mengeluarkan pergub untuk menggunakan anggaran tahun lalu.

Menurut Margarito, jika DKI Jakarta menggunakan anggaran tahun lalu, ini membuktikan bahwa DPRD benar. Artinya, pelanggaran yang terjadi pada RAPBD 2015 seperti yang dibicarakan DPRD, benar terjadi. Hal ini pun memberatkan posisi Gubernur Basuki.

"Jika memakai anggaran perubahan 2014, posisi Gubernur kita akan sulit. Secara tersirat Ahok mengakui bahwa dalam anggaran 2015 terjadi kesalahan dan ini akan menjadi keuntungan dari DPRD DKI Jakarta untuk terus melanjutkan hak angket," ujar Margaritho.


Kedudukan angket tidak akan melemah

Anggota DPRD DKI dari fraksi Gerindra, Muhammad Syarif, mengomentari hal itu. Syarif meyakini kedudukan tim hak angket tidak akan melemah jika DPRD DKI melakukan penyempurnaan. Pasalnya, itu adalah dua hal yang berbeda.

"Kita diperintahkan Undang-undang untuk melakukan evaluasi bersama," ujar Syarif.

Ketetapan Undang-undang itulah yang membuat DPRD DKI mau melakukan penyempurnaan APBD bersama dengan Pemprov DKI. Syarif mengatakan, DPRD tunduk terhadap UU yang berlaku. Sementara, pembentukan tim hak angket terjadi sebelum evaluasi dari Kemendagri dikembalikan kepada Pemprov DKI.

Meski berbeda hal, dua hal ini memang berjalan beriringan. Menurut Syarif, keduanya tidak dapat mempengaruhi satu sama lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com