Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Ada Korban Lagi seperti Junaedi dan Nurul

Kompas.com - 18/03/2015, 21:29 WIB
Nur Azizah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang ayah, Ahmad Junaedi (32), dan putri pertamanya, Nurul Komariyah (7), tewas setelah tertabrak kereta KRL Commuter Line jurusan Tangerang di pelintasan kereta Rawa Buaya, Rabu (18/3/2015) sekitar pukul 15.00 WIB.

Kejadian ini merupakan kali kedua setelah sebelumnya sebuah mobil Toyota Avanza tertabrak hingga ringsek pada Selasa (17/3/2015).

Jamhuri (55), kakak korban, berharap pemerintah segera bertindak untuk melindungi keselamatan warga di pelintasan sebidang itu. Sebab, pelintasan itu adalah akses utama warga Duri Kosambi dari arah Cengkareng, Jakarta Barat. [Baca: Kenangan Rosulaini Sebelum Suami dan Anak Perempuannya Tertabrak Kereta]

Ia juga berharap ada petugas yang menjaga pelintasan kereta itu, atau segera dipasangi palang pintu dan alarm peringatan. Ia tidak mau lagi ada korban yang tewas seperti adiknya.

"Jangan sampai ada korban lagi. Jangan sampai ada yang bernasib sama seperti Juanedi dan Nurul," kata Jamhuri. Ia pun sangat terpukul dengan kematian adik dan keponakannya itu.

Hingga kini, belum ada satu pun perwakilan PT Kereta Api Indonesia yang menyambangi rumah duka.

Sementara itu, saat dimintai keterangan, Kepala Stasiun Rawa Buaya Sularto mengatakan masih menunggu koordinasi dari PT KAI Daerah Operasi I untuk memberikan santunan kepada korban.

Soal pelintasan sebidang liar, dia mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan DKI dan Pemkot Jakarta Barat untuk menindaklanjuti rentetan kejadian di lokasi itu. [Baca: Kecelakaan Sering Terjadi di Pelintasan Kereta Rawa Buaya, Tanggung Jawab Siapa?]

Rencananya, pelintasan akan kembali dijaga oleh warga sekitar. Sebelumnya, beberapa warga yang menjaga pelintasan sebidang itu dirazia polisi karena dianggap meresahkan warga.

"Pemasangan rambu atau palang pintu merupakan kewenangan dari pemda," kata Sularto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com