Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Anti "Illegal Fishing" Inspeksi Eks Kapal Asing di Muara Baru

Kompas.com - 20/03/2015, 14:20 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tim Satgas Pemberantasan Illegal Unreported dan Unregulated (IUU) Fishing yang diketuai oleh Mas Ahmad Santosa melakukan inspeksi terhadap 14 eks kapal asing yang sedang bersandar di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara, Jumat (20/3/2015).

Inspeksi ini bagian dari pelaksanaan moratorium mengenai kapal-kapal asing, baik kapal penangkap maupun pengangkut yang berada di perairan Indonesia.

"Eks kapal asing ini banyak sekali. Banyak dari mereka yang tidak patuh terhadap aturan-aturan yang ada di Indonesia," kata Mas Ahmad kepada Kompas.com, di Muara Baru, Jakarta Utara, Jumat (20/3/2015).

Mas Ahmad mengatakan, setidaknya ada 1.132 eks kapal asing dari 187 pemilik yang ada di Indonesia. Dari semuanya, kata Mas Ahmad, dinilai perlu dianalisis dan evaluasi. Tim ini akan melakukan pengecekan terhadap kelengkapan dokumen fisik, surat izin jalan, vessel monitoring system (VMS), sampai kewarganegaraan anak buah kapal (ABK).

Selain itu, tim ini juga akan mengecek proses pemindahtanganan kapal dan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi saat moratorium. Salah satu kapal asing yang dicek oleh tim ini adalah Kusuma Graha. Kapal ini dibuat di Jepang dan digunakan sebagai kapal pengangkut.

Operasional kapal Kusuma Graha, Sidik Dwi (45), mengatakan, kapalnya yang dicek belum mendapatkan hasil evaluasi. Namun, pihaknya mengatakan, kapal Kusuma Graha yang beroperasi sejak 2009 memiliki dokumen lengkap dan masih beroperasi.

"Kalau ini tujuan Merauke-Pelabuhan Muara Baru. Ya, kurang lebih hanya penyesuaian dokumen saja," kata Sidik pada Kompas.com.

Sementara itu, pemilik kapal Hasilindo, Edi, mengatakan, ada lima kapal miliknya yang tidak lagi beroperasi sejak moratorium. Hal ini disebabkan permohonan perpanjangan izin kapal tidak diberikan oleh pemerintah.

"Sejak moratorium tidak pernah beroperasi. Ya, karena belum bisa diperpanjang, kan ada moratorium," kata Edi kepada Kompas.com.

Kapal Hasilindo Nomor 8 milik Edi diperiksa oleh tim ini selain karena kapal eks asing, juga diduga melakukan pemindahan VMS ke kapal Karya Makmur 5 tanpa disertai perizinan dokumen ke Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Namun, ketika diperiksa kembali oleh tim dari satgas ke lapangan, Hasilindo sudah melakukan pemindahan dokumen. "Kapal Hasilindo sudah berhenti beroperasi. Cuma ada pemindahan VMS ke kapal Karya Makmur 5 dan itu pun sudah diurus," tegas Edi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KNKT Masih Telusuri Penyebab Pilot Ingin Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst BSD

KNKT Masih Telusuri Penyebab Pilot Ingin Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst BSD

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Batasi Satu Alamat Rumah Maksimal 3 KK

Pemprov DKI Bakal Batasi Satu Alamat Rumah Maksimal 3 KK

Megapolitan
Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Megapolitan
Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Megapolitan
Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Megapolitan
Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Megapolitan
'Berkah' di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

"Berkah" di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

Megapolitan
Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Megapolitan
Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Megapolitan
KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

Megapolitan
Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Megapolitan
Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com