Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dishub Heran PO Bus AKAP Tak Mau Pindah ke Terminal Pulogebang

Kompas.com - 23/03/2015, 16:58 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Dinas Perhubungan DKI Jakarta heran perusahaan otobus (PO) antarkota antarprovinsi (AKAP) di Jakarta tidak ingin dipindahkan ke Terminal Pulogebang, Jakarta Timur.

Padahal, banyak PO yang berasal dari luar Jakarta yang berminat mengoperasikan armadanya di terminal yang dibangun dengan biaya Rp 600 miliar itu.

"Potensi Terminal Pulogebang sangat besar. Tidak mungkin Pemerintah Provinsi DKI menginvestasikan anggaran begitu besar kalau potensinya tidak besar," ujar Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Pulogebang, Raun Sitanggang, saat bernegosiasi dengan pengusaha PO di Kantor Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Senin (23/3/2015) siang.

Menurut Raun, Dishub DKI Jakarta melalui UPT Terminal Pulogebang masih memprioritaskan PO yang sudah lama beroperasi di terminal-terminal di Jakarta untuk mengambil tempat di sana.

"Jangan sampai karena terlalu lama mau dipindahkan, nanti tidak kedapatan tempat di sana," ucap Raun.

Ia menjelaskan, pemindahan semua bus AKAP ke terminal terbesar di Asia Tenggara itu bertujuan untuk mengurai kemacetan di dalam kota. Bus AKAP yang tersebar di terminal-terminal saat ini berpotensi menimbulkan kemacetan.

Hal ini dipicu angkutan-angkutan dalam kota yang ngetem di sekitar terminal. Belum lagi, adanya terminal-terminal bayangan yang ada di jalan-jalan yang semakin menambah parah potensi kemacetan.

Namun, pihak Dishub DKI juga mengakui masih kurangnya sarana dan prasarana menuju ke Terminal Pulogebang. Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Benjamin Bukit mengatakan, saat ini Pemprov DKI masih terkendala dengan pembebasan lahan di sekitar terminal tersebut.

"Pembebasan lahan belum juga selesai sejak 2014. Nanti kalau sudah selesai, PT Jaya Konstruksi baru bisa menyelesaikan akses masuk terminal dari tol," kata Benjamin.

Diketahui, pembangunan jalan layang yang terhubung Tol Lingkar Luar belum selesai. Sampai saat ini akses jalan ke terminal masih terbatas karena belum selesainya proyek jalan layang itu. Sehingga, akses menuju terminal masih menggunakan jalan sisi timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com