"Memang saya takut sama Pak Ahok (sapaan Basuki), enggak berani. Saya enggak berani deh. Bapak Ahok minta pergub, fraksi kasih kan," tutur Ongen, Selasa (24/3/2015).
Menurut dia, Basuki terlihat seram saat sedang marah. Maka dari itu, Ongen tidak ingin berurusan, bahkan sangat menghindari agar tidak dimarahi Basuki.
Di samping itu, Ongen juga menjelaskan bahwa proses angket terhadap Basuki masih terus berjalan. Dia memastikan bahwa proses angket ini akan berlangsung bebas dari intervensi siapa pun.
"Saya selama mimpin angket ini enggak pernah nonton TV dan baca koran. Saya takut terpengaruh. Yang bisa pengaruhi saya cuma Tuhan, untuk soal kebenaran ya. Kalau soal partai, beda lagi," tambah Ongen.
Sebelumnya diberitakan bahwa Basuki mengimbau panitia angket untuk memanggil dirinya. Terkait hal itu, Ongen kembali menjawab bahwa semua bukti sudah terkumpul sehingga tidak lagi perlu memanggil Basuki. [Baca: Ahok: Kalau Jantan, Tim Angket Panggil Saya Dong!]
"Kan memang kami bisa saja enggak panggil (Basuki). Data semua sudah kami pegang, nanti tinggal kami bahas bersama dalam (rapat) paripurna," ujar dia.
Kesimpulan sementara dari hak angket ini, dokumen RAPBD yang dikirim Basuki ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) adalah dokumen palsu. Kesimpulan panitia angket ini berarti juga menyimpulkan bahwa Kemendagri mengevaluasi dokumen palsu.
Menurut Basuki, sudah tidak ada lagi komunikasi antara Pemprov DKI dan DPRD untuk mengupayakan penerbitan perda APBD 2015. Kedua belah pihak sudah menyepakati penggunaan pagu APBD-P 2014, dan Pemprov DKI sudah menyerahkan dokumen yang telah dikoreksi kepada Kemendagri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.