"Kita mencatat pendapat on street (parkir pinggir jalan) tahun 2014 sekitar Rp 7,8 miliar. Ini terlalu kecil. Dipresiksi dari tim survei kita, transakai parkir on street mencapai Rp 400 miliar sampai Rp 500 miliar," ungkap Kepala UP Perparkiran Sunardi Sinaga, Rabu (25/3/2015).
Angka tersebut didapat berdasarkan penerapan sistem bayar parkir manual dari 400 jalan di Jakarta. Kebocoran diduga akibat penerapan parkir manual yang masih menggunaakn sistem setoran. Penerapan TPE diharapkan dapat mencegah terjadinya kebocoran serupa.
"Ada 800.000 slot parkir se-DKI Jakarta. Intensitas keluar masuk kendaraan dan jumlah kendaraan di Jakarta terhitung sudah mencapai kurang lebih 10 juta kendaraan. Coba, jika seluruh slot itu menerapkan sistem TPE, pasti akan menghasilkan PAD (pendapatan asli daerah0 yang lebih besar," paparnya.
Sunardi menambahkan, penerapan TPE di dua sisi Jalan Boulevard diharapkan bisa menambah pendapatan dari parkir menjadi Rp 100 juta per hari.
Sebelumnya, PAD parkir dengan teknis konvensional di jalan tersebut hanya sebesar Rp 4,7 juta per hari. "Untuk itu, kitatargetkan, jika seluruh Jakarta bisa menerapkan TPE, maka 30 persen atau sekitar Rp 150 miliar bisa masuk ke PAD DKI. Sisanya, dibayarkan untuk gaji juru parkir dan biaya operator," ujar Sunardi.
Berdasarkan data UPT Perparkiran DKI Jakarta, jumlah satuan ruang parkir (SRP) menurut Peraturan Gubernur Nomor 64 Tahun 2011 sebanyak 12.550. Rinciannya, terdapat 10.478 SRP on street dan 2.072 SRP off street.
Adapun jumlah lokasi parkir yang dikelola swasta saat ini sebanyak 710 lokasi dengan rincian 300.323 SRP untuk mobil atau bus, dan 197.605 SRP untuk motor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.