Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Perbedaan Anuskopi RS Singapura dan Indonesia Terkait Kasus JIS

Kompas.com - 27/03/2015, 23:57 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil pemeriksaan medis Rumah Sakit KK Women’s and Children’s Hospital Singapura menunjukkan, tidak ada bukti adanya kekerasan seksual, yakni sodomi, pada AL, siswa Jakarta International School (JIS). Sebelumnya, AL diduga menerima pelecehan seksual selama bersekolah di JIS. Hal ini disimpulkan setelah AL menjalani pemeriksaan anuskopi, yang bertujuan untuk melihat bagian anus korban secara jelas.

"Pemeriksaan dilakukan melalui proses anuskopi lengkap sehingga anak harus dibius total (anestesi) terlebih dahulu sehingga bagian dalam anus dapat terlihat jelas. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan akurasi dari hasil pemeriksaan terhadap anak," kata salah satu tim kuasa hukum dua guru JIS, Mahareska Dillon, Jakarta, Kamis (26/3/2015).

Pernyataan itu diperkuat oleh kesaksian dari dua dokter asal Singapura yang bersumpah saat memberikan keterangan di depan persidangan aquo. Sumpahnya itu berguna untuk memastikan keabsahan istilah yang dipakai dalam laporan medis terkait visum korban, AL.

"Hal ini dibenarkan oleh dua ahli kedokteran bernama dr Ferryal Basbeth dan dr David Wells sebagai ahli di bawah sumpah yang memberikan keterangan di depan persidangan perkara aquo. Mereka telah menjelaskan istilah-istilah medis yang tercantum dalam isi laporan Rumah Sakit Singapura tersebut, dan dua ahli tersebut membenarkan bahwa tindakan anuskopi dilakukan dengan memasukkan alat bivalve ke anus anak setelah dibius total terlebih dahulu," kata Dillon.

Sayangnya, tindakan anuskopi ini di Indonesia tidak dilakukan dengan cara dibius total. Oleh karena itu, hasilnya cenderung mengarah pada pembuktian sebaliknya bahwa ada bukti kekerasan seksual yang dialami oleh AL. Dillon mengakui bahwa temuannya itu bukanlah rekayasa. Bahkan, jika itu dianggap palsu, jaksa penuntut umum atau pelapor seharusnya bisa membuat laporan pemalsuan dokumen.

"Sekiranya laporan rumah sakit tersebut isinya palsu atau tidak benar, maka jaksa penuntut umum dan Ibu DR akan segera melaporkan pemalsuan dokumen kepada polisi terhadap kuasa hukum terdakwa sebagai pihak yang membawa alat bukti tersebut ke persidangan ini," kata Dillon.

Dillon menambahkan, sebenarnya pihaknya menentang kasus kekerasan seksual yang terjadi selama ini. Kendati demikian, ia juga menilai perlu adanya pembuktian lebih komprehensif guna melihat kebenaran terhadap kasus yang diduga dilakukan kliennya selama ini.

"Kami sangat menentang kekerasan seksual kepada anak, dan kami sangat setuju hal tersebut adalah perbuatan jahat yang harus dimusnahkan. Namun, jangan sampai kita jadi ikut menjadi jahat dan zalim dengan menghakimi dan menghukum orang yang tidak bersalah. Seharusnya kita bisa membedakan yang mana fitnah dan yang mana menjadi kebenaran," tandas Dillon.

 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Megapolitan
Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Megapolitan
Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Megapolitan
98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

Megapolitan
Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Megapolitan
Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil 'Live' Instagram

Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil "Live" Instagram

Megapolitan
Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Megapolitan
Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Megapolitan
Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Megapolitan
Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Megapolitan
Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Megapolitan
Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Megapolitan
Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi 'Online' dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi "Online" dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com