Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wagub DKI Sindir Ada Dinas yang Boros dan "Doyan" Mobil Dinas

Kompas.com - 02/04/2015, 17:41 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam pidatonya di musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) di Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Kamis (2/4/2015), Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyindir adanya dinas yang boros membeli alat dan juga "doyan" mobil dinas. Sindiran ini disampaikan Djarot dengan gaya jenaka.

Tak jarang peserta musrenbang dibuatnya tertawa dengan sindiran Djarot ini. Misalnya, Djarot bercerita bahwa dia kaget saat mengetahui masih ada dinas yang mengajukan pengadaan mobil dinas jenis Ford Ranger.

Padahal, kata Djarot, DKI Jakarta sedang kekurangan truk sampah. Dia menilai, pengadaan mobil dinas bukanlah kebutuhan mendesak.

"Kemarin, saya kaget ada pengadaan mobil dinas, sudah cukup ya. Mobil dinas (yang diadakan) Ford Ranger. Daripada beli Ford Ranger, mbok ya beli mobil sampah saja yang banyak," kata Djarot.

Menurut dia, di kantor-kantor Dinas Kebersihan, banyak mobil sampah yang sudah rusak terbengkalai.

"Ini tolong, belajar seperti ini, hati-hati betul. Daripada buat mobil gitu, mending buat kereta sampah, mobil truk sampah," ujar Djarot.

Dia juga melihat adanya pemborosan pengadaan barang untuk alat pemadam kebakaran di Pulau Karya, Kepulauan Seribu. Djarot mengaku menemukan sepeda motor pemadam yang jumlahnya berlebihan.

"Di sana banyak sekali sepeda motor pemadam, ada 22 lho. Kepulauan Seribu (kan) tingkat kebakarannya rendah," ujar Djarot.

Selain itu, Pulau Karya, kata dia, juga pulau kecil yang tak padat penduduk dan dekat dengan air laut. Seharusnya, pulau itu, menurut Djarot, hanya perlu empat alat pemadam saja.

Djarot menilai, alat pemadam itu ditempatkan di daerah padat penduduk di DKI, seperti Cawang, Klender, dan Matraman. "Wali Kota (Jakarta Utara) bingung, Bupati-nya bingung. Ini apa-apaan," sindir Djarot.

Dia mengaku, berkat blusukan-nya, dia banyak mengetahui berbagai hal, termasuk sekolah rusak yang kerap tak diperhatikan.

Ia pernah menemukan sebuah sekolah rusak. Setelah dia tanya, rupanya pihak sekolah sudah sering mengajukan, tetapi tak pernah disetujui dan tidak ada tindak lanjut. Djarot justru melihat perbaikan banyak dilakukan pada sekolah yang kondisinya masih bagus.

"Itu anak-anak kita bayangkan. Yang tertampar pertama kali Gubernurnya, yang kedua Wagubnya. Jangan sekolah yang bagus-bagus direhab, bangku bagus diganti," ujar Djarot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com