Kapolresta Depok Komisaris Besar Ahmad Subarkah mengatakan, ada dua dugaan kematian Akseyna, yakni bunuh diri atau dibunuh. Untuk memastikannya, hingga kini polisi masih mengumpulkan barang-barang bukti yang berkaitan dengan tewasnya Akseyna.
Polisi juga telah memeriksa 15 orang saksi. "Kami sudah periksa 15 orang yang terdiri dari teman-teman kampus, teman-teman kos, orangtua, serta orang yang menemukan jasadnya," ujar Ahmad di Mapolda Metro Jaya, Senin (6/4/2015).
Dugaan bunuh diri mencuat karena Akseyna meninggalkan sebuah surat yang berisi keterangan ia akan pergi jauh dan tidak perlu dicari. Ia juga meminta maaf dalam surat yang ditemukan di kamar indekosnya.
Sementara itu, polisi memiliki dugaan Akseyna dibunuh karena ditemukan sejumlah batu berukuran besar di tas yang ikut tenggelam bersama jasadnya.
Jika ia bunuh diri, cara itu dinilai terlalu aneh. Polisi pun, kata Ahmad, merencanakan gelar perkara pada malam ini. Tujuannya untuk menganalisis bukti-bukti yang sudah dikumpulkan.
"Jadi harap sabar, kami baru akan gelar perkara. Nanti kalau sudah menemukan titik cerah baru kami beri tahu. Penyelidikan membutuhkan waktu," tutur Ahmad.
Menurut dia, Akseyna merupakan mahasiswa yang dikenal pintar dan berprestasi. Namun, kata dia, Akseyna pendiam dan penyendiri.
Saat menginjak semester tiga, prestasi Akseyna dikabarkan menurun. "Namun ia dikenal baik dan tidak memiliki musuh," ucapnya.
Akseyna ditemukan tak bernyawa di Danau Kenanga, Balairung UI, Kamis (26/3/2015). Penemuan jasadnya yaitu sekitar pukul 09.00 WIB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.