Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: DKI Punya Saham di Perusahaan Bir dari Tahun 1970, Kenapa Baru Ribut Sekarang?

Kompas.com - 09/04/2015, 22:27 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku bingung soal polemik kepemilikan saham Pemprov DKI di PT Delta Djakarta Tbk, pemegang lisensi produksi dan distribusi beberapa merek bir internasional. Ia mengatakan, DKI sudah menanam saham sebesar 26,25 persen di perusahaan tersebut sejak tahun 1970 dulu. 

"Kenapa sama gubernur dulu enggak pernah ribut? Dari tahun 1970 loh sahamnya, kok tiba-tiba sekarang ribut sama saya," kata Basuki di Balai Kota, Kamis (9/4/2015).

Basuki melanjutkan, DKI tidak pernah meningkatkan jumlah saham PT Delta Djakarta Tbk. Bukan hanya itu, DKI juga tidak pernah memberi penyertaan modal pemerintah (PMP) kepada perusahaan distribusi Anker Bir, Carlsberg, San Miguel, dan Stout tersebut. Basuki pun tak berminat sama sekali untuk menjual saham tersebut.

"Saya kalau ada duit, saya mau ambil alih semua saham PT Delta. Dulu Ali Sadikin lebih hebat, menjadikan perjudian untuk uang DKI. Ini lebih bagus daripada judi kan? Kok kamu enggak minta bongkar?" kata Basuki. 

Menurut Basuki, apabila seseorang kesulitan buang air kecil, ia justru diimbau untuk minum bir. Kembali, ia menyatakan, tidak ada orang yang mabuk dan meninggal akibat menenggak bir. Semua kasus warga tewas itu, kata Basuki, karena menenggak minuman keras oplosan. Minuman keras itu telah dioplos dengan spiritus dan bahan berbahaya lainnya.

"Tahu diri dong, salahnya di mana sih bir? Saya enggak minum bir loh. Bukan saya bela (urusan) minum bir. Saya enggak suka bir, pahit. Akan tetapi, pertanyaan saya, ada enggak orang mabuk gara-gara minum bir? Enggak ada. Orang kandungan bir cuma lima persen alkohol. Itu mereka yang mati itu karena (minum) alkohol (kadar) 50-60 persen," ujar Basuki. 

"Enggak usah munafiklah. Nyuri duit rakyat itu, sama masuk neraka, sama minum bir. Itu aja," pungkas dia.

PT Delta Djakarta termasuk BUMD yang sehat karena memberi laba bagi kas daerah DKI Jakarta. Bahkan, berulang kali BUMD tersebut menyumbang banyak pemasukan dibanding dengan BUMD besar lainnya, seperti PD Pasar Jaya dan PT Jakarta Propertindo.

Ccontohnya pada tahun 2012, PT Delta Djakarta masuk ke dalam tiga besar BUMD penyumbang pendapatan asli daerah (PAD) terbesar bagi DKI, yaitu sebesar Rp 48.346.161.000. Sementara itu, pada tahun 2014, PT Delta Djakarta menyumbang sebanyak Rp 50 miliar kepada kas daerah. Sebagai perbandingan, PT Jakpro, BUMD yang dimiliki Pemprov DKI, memiliki 99 persen saham mayoritas, dan hanya menyumbang Rp 25 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com