Menurut pengakuan teman kosnya, JU, Alfi terakhir terlihat pada Jumat (10/4/2015) sore. Pada pukul 20.00, terdengar keributan dari kamarnya.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya Komisaris Besar Musyafak menjelaskan, terkadang seseorang tidak langsung tewas saat kekurangan oksigen sehingga ada jeda antara tak sadarkan diri dan kematian yang sebenarnya.
"Biasanya jeda itu tidak lama, satu sampai dua jam, tidak sampai 13 jam. Kalaupun ada, kasusnya amat jarang," kata dia saat dihubungi, Senin (13/4/2015).
Ia menjelaskan, orang yang tewas akibat dibekap biasanya akan pingsan lebih dulu akibat darah di otak tak mendapat suplai oksigen. Kemudian, apabila tak ada pertolongan maka kerusakan akan menjalar ke sel-sel tubuh lain sampai akhirnya menghentikan detak jantung. Itulah saat seseorang benar-benar meninggal.
Untuk kasus Alfi, kata Musyafak, ada kemungkinan pelaku meninggalkannya sebelum ia meninggal. Setelah ditinggal, proses kematian baru terjadi, dimulai dari kerusakan sel sampai akhirnya menghentikan jantung.
Alfi ditemukan tewas dalam kondisi leher terlilit dan mulut tersumpal di kamar kosnya di Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (11/4/2015) malam. Jika kematiannya 10 jam sebelum ditemukan, diduga Alfi meninggal sekitar pukul 09.00-10.00.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.