Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Datang, Tak Ada PKL dan Angkot "Ngetem" di Tanah Abang

Kompas.com - 15/04/2015, 11:23 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama melakukan blusukan untuk meninjau kawasan Pasar Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (15/4/2015). Sebelum ke Blok G, Basuki dan rombongan turun di Stasiun Tanah Abang terlebih dahulu.

Ada suasana berbeda dari biasanya saat Basuki datang di kawasan Tanah Abang. Pada hari biasa, terlihat masih banyak pedagang kaki lima (PKL) yang berdagang di pinggir jalan dan angkutan kota (angkot) serta bus yang berhenti sembarangan (ngetem).

Pagi ini, sama sekali tidak terlihat angkot dan bus yang ngetem sembarangan di sepanjang Jalan Jati Baru, Jati Bunder, dan Kebon Kacang. Di sepanjang kawasan Tanah Abang, personel Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI serta Satpol PP yang berjaga mengatur lalu lintas.

Iring-iringan rombongan Basuki pun dengan mudahnya melintasi jalan di sana. Tidak ada rasa sumpek ketika melintasi kawasan Stasiun Tanah Abang-Blok G.

Saat berada di Stasiun Tanah Abang, Basuki sempat berbincang dengan Nugroho, salah satu pejabat PT KAI. Basuki mempertanyakan kemungkinan pembangunan jembatan penghubung dari Stasiun Tanah Abang hingga Blok G Tanah Abang. Ia juga sempat melihat-lihat loket penjualan tiket dan menyapa petugas kereta api di sana.

Setelah melihat-lihat Stasiun Tanah Abang, Basuki yang didampingi Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede, Camat Tanah Abang Hidayatullah, Kepala Dinas Perhubungan Transportasi (Dishubtrans) Benjamin Bukit, dan Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Jaya Djangga Lubis berjalan kaki menuju Blok G. Banyak warga yang mendatanginya dan berkeluh kesah kepadanya. 

Basuki juga sempat menyapa tukang sapu dan petugas kebersihan di kawasan itu. Basuki menanyakan apakah sudah mendapatkan gaji sebesar upah minimum provinsi (UMP).

"Bapak sudah terima gaji belum?" tanya Basuki. 

"Sudah, Pak," jawab petugas kebersihan yang mengenakan rompi oranye.   

"Benar nih sudah terima gaji, UMP kan? Sudah punya kartu ini belum (e-money)," tanya Basuki lagi.

"Sudah, Pak," jawab dia.

Mendengar hal itu, Basuki meminta petugas kebersihan untuk tidak ragu menegur masyarakat yang kedapatan membuang sampah sembarangan.

"Pak, Bapak kerjanya yang semangat ya. Bapak kalau melihat ada orang yang buang sampah sembarangan tegur aja, kalau dia marah bilang disuruh gubernur," ujar Basuki.

Hingga pukul 11.00, Basuki masih meninjau Blok G Tanah Abang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com