Keputusan yang diambil pilot tersebut mendapat apresiasi dari Kepala Staf TNI AU Marsekal Agus Supriatna.
"Karena laju pesawat sudah tidak bisa ditahan menggunakan rem hidrolik, daripada melewati runway, dia (pilot) mengambil action memutar pesawat itu dengan arah yang berlawanan," ujar Agus dalam konferensi pers di Gedung Pimpinan Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (16/4/2015).
Agus mengatakan, ketika hendak lepas landas, pilot menemukan adanya indikasi malfungsi pada sistem hidrolik pesawat. Hal itu ditandai dengan lampu peringatan (warning light) yang menyala.
Melihat indikasi tersebut, sang pilot akhirnya memutuskan untuk membatalkan pesawat untuk lepas landas (abort take off). Pilot kemudian melakukan pengereman penuh.
Namun, upaya pengereman yang dilakukan pilot, menurut Agus, tidak dapat dilakukan dengan maksimal. Pasalnya, diduga terjadi kerusakan pada sistem hidrolik sehingga pengereman yang dilakukan tak mampu menahan laju pesawat.
Agus menjelaskan, untuk menghindari pesawat keluar dari landasan pacu dan menabrak rumah-rumah warga, pilot memutuskan untuk memutar pesawat ke arah berlawanan. Namun, percikan api yang muncul saat manuver tersebut ternyata menyulut bahan bakar pesawat sehingga menimbulkan nyala api.
"Saya menghargai pilot dengan action-nya tidak mengakibatkan korban lain. Dia juga cepat keluar dari pesawat. Hanya sedikit ada luka bakar di tangan dan di punduk. Saya lihat ke rumah sakit, alhamdulilah penerbang sehat," kata Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.