Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala SMAN 3, Aktivis yang Pernah Laporkan Surat Kampanye Prabowo

Kompas.com - 22/04/2015, 07:03 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nama Retno Listyarti dalam beberapa waktu belakangan seakan tak pernah lepas dari pemberitaan media. Retno yang saat ini menjabat sebagai Kepala SMA Negeri 3 Setiabudi, Jakarta Selatan, menghadapi ancaman pemecatan.

Rencana pemecatan tersebut mencuat lantaran dia dianggap "keluyuran" saat berlangsungnya ujian nasional di sekolah yang dikepalainya.

Ia kedapatan menemani Presiden RI Joko Widodo, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk meninjau pelaksanaan UN di SMA Negeri 2 Jakarta pada Selasa (14/4/2015) lalu. [Baca: Ahok: Retno Listyarti Mesti Dipecat dari Kepala Sekolah]

Padahal, kepala sekolah seharusnya berada di sekolah selama pelaksanaan UN. Retno mengakui, dirinya memang mengunjungi sekolah yang berada di kawasan Olimo, Jakarta Barat. Namun, kepergian dia ke sana bukan tanpa alasan.

Retno ke sana atas tawaran sebuah stasiun televisi swasta yang akan mewawancarai dirinya mengenai kebocoran soal UN.

Adapun selain kepala sekolah, Retno juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). [Baca: Ahok Akui Pernah Tantang Kepala SMAN 3 Jadi Kepala Dinas Pendidikan]

Ia menjelaskan, FSGI memiliki posko pengaduan UN yang menerima laporan kebocoran soal UN di internet.

"Selain kepala sekolah, saya juga petinggi organisasi guru. Saya diwawancara tentang kebocoran soal UN. Itu peran saya sebagai petinggi organisasi guru," ujar Retno kepada Kompas.com.

Namun, alasan ini dinilai tidak tepat oleh Gubernur Basuki. Menurut Basuki, perilaku Retno yang memilih untuk melakukan sesi wawancara dengan salah satu stasiun televisi swasta dibanding mengawasi anak muridnya menjalani UN adalah kesalahan besar.
Basuki pun berjanji akan memberikan sanksi kepada Retno.

Tidak hanya itu, Retno sebelumnya juga kerap diberitakan atas kasus skors terhadap enam siswa. Ia dilaporkan oleh orangtua siswa atas tuduhan diskriminatif kepada siswanya.

Padahal, menurut Retno, pemberian hukuman tersebut untuk menegakkan aturan di sekolah. Keenam siswa itu sebelumnya terlibat dalam kasus pengeroyokan terhadap seorang pria. Retno pun kemudian beberapa kali mendatangi Polda Metro Jaya untuk diperiksa. [Baca: Kasus "Keluyuran", Dinas Pendidikan Panggil Kepala SMAN 3]

Terakhir, penyidik menyatakan bahwa Retno tidak terbukti melakukan tindakan diskriminatif terhadap siswanya. Namun, sejauh ini, penyelidikan masih dilanjutkan.

Retno mengaku berkomitmen untuk memberikan ketegasan terhadap siswa-siswanya yang terlibat kekerasan.

Aksi kekerasan diketahui bukan hanya sekali dua kali terjadi di SMAN 3. Oleh karena itu, ia berniat memutus rantai kekerasan tersebut.

Laporkan Prabowo

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Megapolitan
Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Megapolitan
Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Megapolitan
98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

Megapolitan
Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Megapolitan
Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil 'Live' Instagram

Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil "Live" Instagram

Megapolitan
Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Megapolitan
Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Megapolitan
Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com