Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Demi Acara KAA, Warga Dibiarkan Berdesakan secara Tidak Manusiawi"

Kompas.com - 22/04/2015, 18:49 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Institut Studi Transportasi (Instran) menerima banyak keluhan dari warga yang menyesalkan dihentikannya layanan bus transjakarta pada Rabu (22/4/2015) pagi.

Dihentikannya layanan bus tersebut merupakan imbas penutupan jalur bus transjakarta karena adanya penutupan jalan-jalan protokol, sehubungan acara puncak Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 22 dan 23 April.

Direktur Eksekutif Instran Darmaningtyas mengatakan, ditutupnya layanan transjakarta membuat banyak penggunanya terpaksa mencari angkutan dan jalur alternatif lain untuk tetap bisa sampai di tempat kerjanya tepat waktu. Akibatnya mereka pun berdesakan di dalam angkutan umum.

"Inilah kekonyolan Jakarta. Masa demi acara KAA, transjakarta ditutup. Warga dibiarkan berdesak-desakan secara tidak manusiawi di metromini," ujar dia kepada Kompas.com, Rabu petang.

Menurut Darmaningtyas, harusnya jalur bus transjakarta tidak ikut terkena dampak dari sterilisasi jalur yang akan dilewati delegasi-delegasi peserta KAA. Hal itu bertujuan agar warga masyarakat tetap memiliki pilihan saat harus meninggalkan kendaraan pribadinya.

"Kalau mau mensterilkan jalur, harusnya yang diperuntukan untuk kendaraan pribadi saja. Transjakarta tetap dibiarkan jalan. Saya tidak paham dengan kebijakan yang keliru ini, kalau tidak ingin disebut kebijakan yang bodoh," ujar dia.

Sebagai informasi, rekayasa lalu lintas yang dilakukan pihak keamanan di jalan-jalan protokol memang berdampak terhadap operasional layanan bus transjakarta di empat koridor, yakni koridor 1, 2, 6, dan 9. Hal itu berlaku pada pukul 06:00-10:00, pukul 16:00-18:00 dan pukul 19:00-22:00.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Megapolitan
Walkot Depok Idris: Saya 'Cawe-cawe' Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Walkot Depok Idris: Saya "Cawe-cawe" Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Megapolitan
Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Megapolitan
Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com