Tempat seperti itu masih bisa dijumpai jika anda mengunjungi Pusat Perkampungan Budaya Betawi (PBB) di Jalan Kahfi II, Setu Babakan, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
"Kalau weekend rame mas. Makanya kita datang pas awal pekan. Jadi bisa lebih lega, lebih enak kalau mau nikmati suasana alam di sekitar danau," kata seorang pengunjung, Fadillah (25), Senin (27/4/2015).
Pantauan Kompas.com, Setu Babakan memang mengacu dari nama situ atau danau Babakan yang ada di wilayah tersebut.
Selain situ Babakan, ada satu situ lagi yang bernama Mangga Bolong tak jauh dari lokasi.
Kedua situ itu masih bagian dari komplek PBB yang memiliki luas 289 hektare. Tepatnya di tengah permukiman warga Rt 13/8 Setu Babakan, sekitar lima menit jika ditempuh dari jalan utama.
Rinciannya, 64 persen yang dikelola Pemprov DKI, dan baru 32 yang telah dibangun. "Seluruhnya ada tiga zona. Zona A, zona Embrio, dan zona C," kata Kepala Unit Pengelola Terpadu PBB, Supli Ali.
Khusus zona C, saat ini masih dalam pematangam konsep pembangunan replika rumah adat Betawi tempo dulu. Sedangkan zona A, masih dalam proses perawatan dan penyelesaian beberapa bangunan.
Pengelola meyakini proses penyelesaian Zona A akan rampung dalam enam bulan. Mengingat, proyek tersebut telah menelan biaya total hingga Rp 120 miliar.
"Kalau keseluruhan, baru rampung 70 persen. Makanya diajukan lagi anggaran pembangunan sebesar Rp 75 miliar. Itu pun kalau (dalam APBD 2015) tidak dicoret. Rinciannya, untuk (pembangunan) fisik Rp 50 miliar dan pembebasan lahan Rp 25 miliar," kata Supli.
Dari zona A, pengunjung dapat berjalan kaki ke zona Embrio sekitar lima menit melalui tepian danau. Jalur conblock di antara pohon rindang, menjadi jalur massal bagi pejalan kaki, kendaraan roda dua atau empat.
Kuliner Betawi
Berbagai jenis jajanan khas Betawi meramaikan tepian jalan tak jauh dari tempat duduk yang disediakan di tepi danau.
Mulai dari ketoprak, ketupat nyiksa, kerak telor, ketupat sayur, bakso, laksa, arum manis, soto betawi, mi ayam, soto mie, roti buaya, bir pletok, nasi uduk, kue apem, toge goreng, hingga tahu gejrot.
Di sana juga dapat menyaksikan pagelaran seni budaya Betawi, antara lain tari cokek, tari topeng, kasidah, marawis, seni gambus, lenong, tanjidor, gambang kromong, dan ondel-ondel yang sering dipentaskan di sebuah panggung terbuka berukuran 60 meter persegi setiap hari Sabtu dan Minggu.