Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Sebut Peran Komite Sekolah Membuat Orangtua Siswa "Tercekik"

Kompas.com - 04/05/2015, 10:29 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta agar guru-guru dan kepala sekolah untuk melawan seluruh tindak pemborosan yang berdampak pada pembangunan sekolah dan kemajuan pendidikan siswa-siswi. Ia juga menegaskan, Dinas Pendidikan maupun Suku Dinas Pendidikan agar berani melawan usulan pengadaan barang dengan nilai tidak masuk akal dari DPRD DKI. 

"DKI itu punya uang banyak tapi beli barangnya yang aneh-aneh, jadi sekarang seharusnya yang minta (usulkan program) itu pihak sekolah. Kepsek (kepala sekolah) harus berani lawan, saya enggak mau lagi komite yang bajak sekolah," kata Basuki, saat meninjau pelaksanaan ujian nasional (UN) SMP 65 di SMA 80 Jakarta Utara, Senin (4/5/2015). 

Menurut dia, bentuk lain pungutan liar (pungli) adalah melalui komite. Peran komite di sekolah kini semakin membuat orang tua peserta didik "tercekik" karena terus dipungut uang. Misalnya, dengan mengimbau peserta didik mengikuti bimbingan belajar (bimbel) di luar jam sekolah, jalan-jalan atau studi lapangan, dan lain-lain. Padahal, lanjut dia, banyak orang tua peserta didik yang kurang mampu dan tidak membutuhkan kegiatan tersebut.

"Jadi pendidikan kalau konsepnya benar semakin baik. Saya ingin konsep sekolah negeri seperti swasta yang bangunan gedungnya vertikal ke atas dan menampung banyak siswa," kata Basuki. 

Sementara untuk kualitas peserta didik, Basuki merasa kemampuan mereka sudah jauh lebih baik dibanding dulu. Saat ini, lanjut Basuki, peserta didik sudah lebih cerdas dan berintegritas. Sehingga, ia tidak mengkhawatirkan adanya soal UN yang bocor dan lainnya.

"Kalau sampai ada kebocoran soal UN, mereka pasti aktif melaporkan. Makin lama keberanian orang untuk melawan makin meningkat, ya penting ada pelopor dan anak-anak enggak sendiri berjuang," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com