Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Penumpang APTB Pilih Naik dan Turun di Luar Halte

Kompas.com - 07/05/2015, 11:17 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga tidak mempersoalkan tindakan sopir bus angkutan perbatasan terintegrasi bus transjakarta (APTB) yang kerap berhenti sembarangan (mengetem) atau menaikturunkan penumpang di sembarang tempat.

Bahkan hal itu juga merupakan berdasarkan permintaan penumpang. "Kalau jalanan macet, biasanya minta turun saja sebelum sampai halte. Kan mumpung mobilnya juga lagi berhenti," timpal seorang pengguna APTB jurusan Tanah Abang-Bekasi, Cakra (20) kepada Kompas.com, Kamis (7/5/2015).

Penumpang lainnya, Nurul (25), menganggap turun di halte tidak efektif dan terlalu menyita waktu. Menurut dia, jika bisa turun di pinggir jalan, dia tidak perlu naik turun jembatan penyeberangan orang (JPO) yang terlalu jauh.

"Capek. JPO-nya jauh banget. Kalau langsung diturunin di pinggir jalan, bisa langsung nyambung naik ojek atau angkot," tuturnya.

Terjadinya pelanggaran tersebut tak lepas dari kemauan penumpang. Bahkan, kernet APTB juga tidak menampik bahwa bus APTB juga sering melanggar aturan tersebut.

Selain kesepakatan dua belah pihak, proses turun naik penumpang juga terjadi lantaran kurangnya petugas keamanan bus transjakarta atau polisi lintas .

"Kadang-kadang kan lihat situasi juga. Kalau tidak ada polisi bisa turun naik penumpang di pinggir jalan. Kalau tidak, ya mau gak mau penumpang harus turun di halte," ungkap salah satu kernet APTB, Rahmat (23).

Sementara itu, Windra (25), warga Depok, mengaku belum pernah naik APTB. Meski demikian, karyawan swasta tersebut menilai aktivitas menaikturunkan penumpang bus APTB yang tidak pada tempatnya dapat berimbas pada konflik lain. Khususnya terhadap jasa angkutan lainnya yang merasa telah diserobot bus APTB.

Sepengetahuan dia, sejumlah sopir angkot mengeluhkan bus-bus APTB tersebut. "Dulu pernah didemo sama sopir angkot di Jalan Raya (Alternatif) Cibubur. Soalnya, APTB tidak hanya mengangkut penumpang dari kompleks perumahan doang. Tapi justru ambil penumpang juga dari jalanan. Ya, marahlah sopir angkotnya, terus didemo," ungkapnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama geram melihat banyaknya bus APTB yang kerap berhenti sembarangan (mengetem) atau menaikturunkan penumpang di sembarang tempat. kemacetan di Ibu Kota. Untuk itu, Ahok ingin mengubah sistem pembayaran dengan rupiah per kilometer. [Baca: Ahok: Kamu Kira APTB Tidak Kurang Ajar?]

"Kamu kira APTB itu tidak kurang ajar? Mereka di lampu merah berhenti, naik turunin orang sembarangan, lagi macet bisa keluar (jalur transjakarta) seenaknya. Sekarang juga mengetem loh APTB. Dia malah lebih gila, mengetem, menghambat busway (bus transjakarta) kita," kata ujar Ahok di Balai Kota, Rabu (6/5/2015) lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com