Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigadir Jenderal Wuryanto menyebut tudingan intimidasi itu hanya anggapan yang muncul dari warga.
"Jadi begini, kalau kita memberikan surat peringatan, 'Pak nanti tolong tinggalkan (rumah)' melalui surat, ancaman atau tidak? Itu bukan intimidasi. Kita melakukan cara persuasif, tapi dikonotasikan sebagai intimidasi," kata Wuryanto, Senin (11/5/2015).
Pun ketika ditanya soal tudingan warga bahwa muncul ancaman dari pihak Kostrad akan menembak di tempat warga yang menolak atau membawa warga ke Markas Kostrad. Wuryanto menyebut, soal tudingan itu hanya untuk memperkeruh masalah.
"Biasa kan, untuk memperbesar masalah, memperkeruh masalah, menarik perhatian orang, akan dibuat seperti itu. Tapi yakinlah, prajurit TNI lahir dari rakyat, kita akan mengedepankan sisi kemanusiaan," ujar Wuryanto.
Menurut Wuryanto, pihak Kostrad sudah mengupayakan dialog dengan mengundang warga terkait rencana penertiban tersebut. Namun, hasil dialog selalu mendapat pertentangan warga.
"Mereka tidak melihat dari sisi bagaimana untuk kepentingan angkatan darat yang lebih luas," ujar Wuryanto.
Wuryanto menjelaskan, bahwa 38 rumah di Kompleks Kostrad yang hendak ditertibkan, merupakan milik TNI AD dalam hal ini Kostrad. Puluhan rumah ini, menurut dia, sudah ditempati oleh pihak lain, bukan prajurit aktif, melainkan anak, saudara, bahkan orang luar TNI. Sehingga, pihaknya hendak menertibkan puluhan rumah itu bagi prajurit TNI yang masih aktif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.