Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Ramadhan, Pedagang Resah dengan Peredaran Beras Plastik

Kompas.com - 21/05/2015, 20:10 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang Ramadhan pada Juni mendatang, sejumlah pedagang beras resah dengan peredaran beras plastik yang marak akhir-akhir ini. Beberapa di antaranya bahkan meminta pemerintah kota (pemkot) Jakarta Utara (Jakut) untuk melakukan tindakan pencegahan agar beras tersebut tidak masuk ke wilayah utara Ibu Kota.

"Ini bukan soal stok atau harga beras yang dikhawatirkan. Tapi sudah menyangkut keselamatan dan kesehatan banyak orang. Saya tidak mungkin meracuni pembeli gara-gara menjual beras plastik," ungkap seorang pedagang berasa di pasar tradisional Rawa Badak Koja, Husen (42), Kamis (21/5/2015).

Ungkapan tersebut disampaikan Husen saat pihak Suku Dinas (Sudin) Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) Jakut melakukan inspeksi mendadak, Kamis sore.

Pada kesempatan itu, Husen sempat menyampaikan kekhawatirannya terkait persoalan beras. "Seharusnya, bapak atau ibu dari sudin turun langsung untuk mengecek ke pedagang, minimal seminggu sekali. Apalagi sebentar lagi bulan puasa. Uang aja bisa dipalsukan, apalagi beras," paparnya.

Sementara itu, salah satu penjual nasi goreng Nurdin (48), ikut resah dengan beredarnya beras plastik. Pasalnya, beras adalah bahan baku barang dagangannya. Namun, ayah tiga anak itu mengaku belum ada tanda-tanda masuknya beras plastik ke wilayah Jakut.

"Saya sekeluarga masih makan nasi dari beras. Untuk jualan nasi goreng juga pakai beras. Jadi, kalau beras krisis, atau dicampur plastik, tidak cuma nasib saya saja dan keluarga saja yang terancam. Tapi nasib pelanggan saya juga, tidak bisa makan nasi goreng buatan saya lagi dong," beber Nurdin.

Menanggapi keluhan dari warga terkait maraknya beras plastik tersebut, Kepala Sudin KPKP, Una Rusmana, menegaskan akan terus melakukan pengawasan. Jika menemukan adanya beras plastik, pihaknya akan langsung menindak tegas pihak yang bertanggung jawab.

"Kalau ditemukan beras plastik, kita akan bina agar tidak berjualan lagi. Kalau masih jual akan ditindak. Jika merugikan masyarakat pasti ada sanksi hukum," tegasnya.

Seperti diketahui, beberapa hari terakhir, marak peredaran beras plastik di kawasan Bekasi Jawa Barat. Peredaran beras plastik tersebut diduga mulai marak dipasarkan ke sejumlah pasar tradisional. Sebagai langkah preventif, beberapa pihak terkait dari pemerintahan melakukan sidak ke pasar dan sejumlah pedagang beras di wilayah masing-masing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com