"Kami sedang mendorong semua warga kurang mampu yang tinggal di kawasan kumuh untuk pindah ke rusun. Nah, banyak penghuni rusun enggak mau datang berobat karena berat di ongkos, makanya kami datang dan mendata warga sekaligus untuk mengkaji kami perlu bangun berapa unit puskesmas. Jadi ini semacam sensus rusun yang meliputi sensus kesehatan, ekonomi, dan KJP (kartu Jakarta pintar)," kata Basuki, di Rusunawa Pinus Elok.
Menurut Basuki, harus ada berbagai komunitas atau pemerhati yang mengajarkan berbudaya hidup sehat kepada warga kurang mampu. Sehingga ia mencanangkan program ini, di samping pembangunan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di enam wilayah ibu kota. Terutama pemberian penyuluhan dan vaksinasi kepada anak-anak kurang mampu.
Anak-anak yang tidak mendapat vaksinasi, kata Basuki, akan memiliki banyak penyakit saat dewasa. Hal itu pula yang menyebabkan Basuki membuat kebijakan bahwa anak-anak tidak divaksinasi tidak dapat bersekolah di SD Negeri.
"Kalau belum divaksinasi, anaknya harus divaksin dulu. Nanti kami fasilitasi. Orangtua tidak ada yang mau anaknya meninggal sia-sia," kata Basuki.
Adapun Gerakan "Ketok Pintu Layani dengan Hati" ini merupakan upaya preventif yang dilakukan oleh petugas Dinas Kesehatan, kader jumantik (juru pemantau jentik) bersama kader PKK dengan mengetuk pintu rumah warga dan mengetahui permasalahan mereka, terutama kesehatan.
Gerakan "Ketok Pintu Layani dengan Hati" ini diselenggarakan dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-488 DKI Jakarta. Gerakan ini akan diselenggaran di seluruh rusunawa yang ada di lima wilayah ibu kota mulai Mei ini hingga Oktober 2015.