Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syarif Sebut Pemprov DKI Tidak Punya Aturan yang Jelas soal Penggusuran

Kompas.com - 27/05/2015, 18:43 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Komisi A Bidang Pemerintahan, Syarif, berpendapat, Pemerintah Provinsi DKI tidak memiliki aturan yang jelas untuk menggusur warga. Dia mengambil contoh pada kejadian yang dialami warga Pinangsia. Mereka baru saja digusur dari tempat tinggalnya di Bantaran Kali Ancol, Pinangsia, Jakarta Barat.

"Sangat prihatin dan menyedihkan. Pemda enggak punya desain tata kota yang bisa mengimbangi kemanusiaan," ujar Syarif ketika dihubungi, Rabu (27/5/2015).

Hal ini dikatakan Syarif setelah dia menyaksikan langsung penggusuran di Jalan Kunir tersebut. Dia merasa iba melihat keluarga korban penggusuran yang belum mendapat tempat relokasi.

Dia mengatakan, penggusuran ini salah satunya adalah untuk melakukan normalisasi kali dan jalan inspeksi. Akan tetapi, Syarif meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak memaksakan diri untuk menggusur jika tempat relokasi belum siap.

Dia mengaku sedih melihat kondisi warga yang saat ini telantar. "Berdasarkan catatan saya, ini ada 28 anak balita dan 23 murid SD loh. Ini besok sekolahnya bagaimana? Pada ke mana perginya? Sekarang warga pada tinggal di teras dan menginap di kantor camat," ujar Syarif.

Sebelumnya, sejumlah warga yang mengaku dari Pinangsia, tepatnya di Bantaran Kali Ancol, mendatangi kawasan rumah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Perumahan Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (26/5/2015).

Mereka gusar karena rumahnya terancam diratakan dengan tanah. Meski sudah berdemo, mereka pun tetap digusur pada hari ini. Penggusuran dilakukan aparat Satpol PP yang mendapat bantuan pengamanan dari TNI dan Polri.

"Personel yang diterjunkan hari ini gabungan dari 200 Satpol PP Provinsi, 300 orang dari Satpol PP Jakarta Barat, dan 100 orang personel TNI dan Polri," kata Kepala Satpol PP DKI Jakarta Kukuh Hadi Santoso di Balai Kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com