Sejak pagi, warga sudah mendebat tim pengkur sodetan. Permintaan warga untuk lebih dulu mengetahui berapa harga ganti rugi yang bakal mereka terima tidak dapat dipenuhi oleh tim pengukur. Menurut tim, harga ganti rugi baru dapat ditetapkan apabila pengukuran selesai dan melalui tahapan lanjutan lainnya.
Debat ini berlangsung di rumah Ketua RW 04. Warga yang diwakili Astriani, dan sejumlah pengurus warga lainnya, melakukan diskusi dengan Camat Jatinegara Sofian Taher, Asisten Pembangunan Sekretaris Kota Jakarta Timur Andriansyah, tim BPN, kepolisian dan TNI.
Hasil pertemuan, warga meminta petugas hanya mengukur bagian depan halaman rumah. Petugas diminta untuk tidak masuk ke pekarangan rumah. "Kalau ada yang masuk kita teriakin maling saja," seru warga.
Suasana tempat pengukuran dipenuhi oleh ratusan petugas Satpol PP, puluhan petugas Polisi dan TNI. Warga juga berkerumun, khawatir dengan kedatangan ratusan petugas.
Sempat ada insiden petugas BPN yang memasuki pekarangan rumah warga. Warga kembali marah-marah. "Enggak usah lagi ukur-ukur, semua petugasnya ditarik dulu. Ini sudah melanggar kesepakatan. Saya punya bukti ada petugas yang masuk ke dalam rumah," kata Astriani.
Asisten Pembangunan Sekretaris Kota Jakarta Timur Andriansyah berusaha menenangkan situasi. Sejumlah warga menjadi emosional karena menganggap petugas melanggar kesepakatan. Mereka meminta petugas menghentikan pengukuran dan datang kembali besok. Warga minta, agar petugas BPN datang sendiri tanpa di dampingi ratusan petugas aparat.
"Enggak bisa Bu, ini kasihan petugas BPN 40 orang sudah meninggalkan kantornya. Berapa ribu orang yang mau ngurus di BPN tapi mesti nunggu nih," ujar Andriansyah.
Akhirnya, Andriansyah memutuskan meminta Satpol PP, serta petugas TNI dan Polri untuk menunggu di depan. Tim pengukur tanah hanya masuk sendiri ke dalam permukiman warga melakukan pengukuran.
"Jaminan keamanan dari warga ya," kata petugas BPN.
"Tenang, Pak, aman. Kami bukan preman," ujar warga.
Tim pengukur akhirnya didampingi perwakilan warga. Hingga pukul 09.30, pengkuran masih berlangsung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.