Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ahok Ngaco, Bus AKAP dan Damri Kan Enggak Ngejar Setoran"

Kompas.com - 28/05/2015, 18:25 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pegiat transportasi umum, Andreas Lucky Lukwira, mengkritik Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terkait pernyataannya yang mencurigai bus-bus AKAP dan Damri bandara yang tidak bisa masuk ke dalam Terminal Rawamangun. Menurut Andreas, pernyataan Ahok, sapaan Basuki, itu tidak tepat dan cenderung asal.

Sebab, kata dia, bus AKAP dan Damri bandara tidak menerapkan sistem setoran seperti halnya bus-bus kota. Karena itu, ia yakin, bus-bus AKAP dan Damri tidak masuk ke dalam Terminal Rawamangun karena memang ada kesalahan pada rancangan terminal.

Kesalahan itu membuat bus-bus berukuran besar tidak bisa masuk ke dalam terminal.

"Ahok ngaco, bus AKAP dan Damri kan enggak ngejar setoran. Bus-bus AKAP, apalagi yang di Rawamangun itu, pakai sistem gaji per jalan (premi). Jadi, salah kalau alasannya ngejar setoran," ujar Andreas kepada Kompas.com, Kamis (28/5/2015). [Baca: Ahok Bingung Letak Kesalahan Terminal Rawamangun]

Pengelola akun Twitter @NaikUmum ini mengatakan, Ahok seharusnya mempelajari dulu suatu permasalahan sebelum mengeluarkan pernyataan. Hal ini perlu dilakukan agar pernyataan tidak memunculkan kebingungan di tengah masyarakat.

"Alasan mengetem di luar buat cari setoran tidak tepat. Seharusnya, Pak Ahok pahami sistem operasi bus-bus di sana yang rata-rata bukan setoran," ujar dia.

Sebelumnya, Ahok melontarkan pernyataan bahwa ia mulai curiga dengan penyebab bus-bus AKAP dan Damri yang belakangan lebih memilih menunggu penumpang di luar terminal.

Ia menilai, tindakan tersebut bukan karena kesalahan rancangan terminal, melainkan karena perilaku sopir-sopir bus yang hendak mengejar setoran. [Baca: Bus Besar Tak Bisa Masuk Terminal Rawamangun, Ahok Geram ke Konsultan]

"Mereka (Dinas Perhubungan dan Transportasi) rencananya mungkin mau bongkar salah satu gedungnya agar lebih luas, tetapi kalau dibongkar lebih luas pun tetap akan susah. Nah, saya enggak tahu, apa sengaja bus enggak mau masuk dan ngetem di luar karena kan bus memang enggak suka masuk (ke terminal), dia lebih suka mengetem di luar karena ada setoran," kata dia di Balai Kota, Kamis pagi.

Sebagai informasi, beberapa waktu belakangan, banyak bus Damri tujuan Bandara Soekarno-Hatta dan bus AKAP mengetem sembarangan di badan jalan depan terminal yang berlokasi di Jakarta Timur itu.

Tak ayal, hal ini menyebabkan kemacetan di lokasi tersebut. Usut punya usut, banyaknya bus berukuran besar yang mengetem sembarangan dan tidak masuk ke dalam terminal dikarenakan adanya kesalahan pada rancangan jalur masuk bus ke dalam terminal.

Sebab, bentuk jalur masuk bus terlalu menikung. Jalur dibuat menikung karena adanya Kantor Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur. Padahal, kalau dibuat lurus, hal itu tak menghambat jalur masuk bus berukuran besar.

Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi Benjamin Bukit mengaku sudah mengusulkan agar Kantor Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur dibongkar. "Ada bangunan yang harus dihapus (dibongkar). Bangunan yang menghalangi ini harus segera dihapus," ujar dia di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (11/5/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com