Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Pinangsia Senang Tinggal di Rusun Daan Mogot, tetapi...

Kompas.com - 29/05/2015, 13:07 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga yang ditertibkan dari bantaran kali wilayah Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat, telah mendapat jatah unit rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di beberapa tempat, salah satunya di Rusun Daan Mogot.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Wilayah II (Jakarta Barat dan Pusat) Nuri Sawitri mengatakan, ada tujuh unit yang disediakan bagi warga dari Pinangsia di Rusun Daan Mogot. "Dari tujuh unit rusun, baru ditempati empat. Tiga unit sisanya masih nunggu undian," kata Nuri, Jumat (29/5/2015).

Nuri menjelaskan, unit rusun yang sudah ditempati ada di dua blok, yakni Blok C dan Blok D. Di Blok C sendiri, unit rusun yang ditempati bernomor 607. Sedangkan di Blok D, nomor 312, 504, dan 515. Unit rusun yang belum ditempati sendiri hanya ada di Blok C, yakni yang bernomor 601, 606, dan 614.

Salah satu unit rusun yang sudah ditempati dan sedang ada penghuninya, yaitu unit 515 di Blok D. Penghuni di sana adalah Ponijo (62) dan Sulastri (55) bersama keluarganya. Mereka tadinya tinggal di RT 05 RW 06 Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat. Ponijo dan Sulastri sudah tiga bulan tinggal di Rusun Daan Mogot.

"Saya sama Bapak pas dikasih tahu mau ditertibkan langsung kita beres-beresin barang. Habis itu dari Dinas Perumahan suruh kita ambil undian di Jatibaru, dapatlah kita kebagian tinggal di sini," tutur Sulastri.

Menurut Sulastri, tidak ada masalah atau kendala apa pun saat proses undian berlangsung. Ketika mendapatkan kunci pun, Sulastri memutuskan untuk langsung pindah. Namun, ketika tinggal di Rusun Daan Mogot, ada beberapa persoalan.

Sulastri menempati unit rusun yang ada di lantai lima, di mana hanya ada tangga untuk akses naik dan turun. Artinya, setiap hari, Sulastri harus naik-turun tangga untuk mengantar cucunya pergi ke sekolah di SD 02 Glodok.

"Capek, Dik. Namanya orang sudah berumur ya, mau bilang apa. Di sini tinggal sama anak dan mantu, mereka pagi-pagi sudah kerja, jadi kakeknya yang antar cucunya setiap hari," tambah Sulastri.

Akses dari Rusun Daan Mogot menuju Glodok pun tidak mudah. Sulastri bersama Ponijo bergantian untuk mengantar kedua cucunya yang masih SD dengan sepeda motor. Mereka berangkat dari Rusun Daan Mogot pukul 05.30 WIB agar cucunya tidak telat masuk sekolah pukul 07.00 WIB.

Setelah mengantar, mereka tidak langsung kembali ke rusun. Sulastri atau Ponijo harus menunggu sampai kedua cucunya pulang sekolah baru kembali ke rusun. Alasannya, agar tidak bolak-balik dengan jarak yang cukup jauh.

Selain soal jarak, Sulastri juga menyayangkan masalah air. Air yang digunakan di Rusun Daan Mogot bukan air PAM, melainkan air tanah atau air rawa. Kondisi airnya pun masih keruh dan membuat kulit jadi licin.

Untuk mengantisipasi air kotor, Sulastri membeli air seharga Rp 1.000 per jeriken di lantai dasar. Warga berinisiatif untuk menyediakan air bersih karena air dari keran di semua blok di Rusun Daan Mogot belum terjamin.

"Capek juga bolak-balik naik tangga turun tangga bawa-bawa air. Saya pernah seminggu sampai enggak bisa jalan gara-gara sakit," terang Sulastri.

Terlepas dari semua kekurangan itu, Sulastri mengaku merasa lebih nyaman tinggal di Rusun Daan Mogot dibanding tempat lamanya. Dia berharap, jika memungkinkan, bisa pindah ke unit rusun di lantai paling bawah supaya tidak lelah naik turun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Megapolitan
Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Megapolitan
Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Megapolitan
Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Megapolitan
'Berkah' di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

"Berkah" di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

Megapolitan
Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Megapolitan
Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Megapolitan
KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

Megapolitan
Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Megapolitan
Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Megapolitan
Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan 'Mayday!' lalu Hilang Kontak

Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan "Mayday!" lalu Hilang Kontak

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com