"Ingat enggak waktu kami masuk (di Jakarta), Monas steril tidak ada PKL. Sejak kami menjabat, Monas baru bisa ada PKL yang berdagang dan Pak Jokowi yang kasih izin (PKL berdagang di Monas)," kata Basuki di Balai Kota, Senin (1/6/2015).
Dahulu, lanjut Basuki, tidak boleh ada penyelenggaraan berbagai acara, termasuk Lebaran Betawi di Monas. Kemudian, Jokowi-Basuki memutuskan untuk menyelenggarakan acara-acara itu di Monas.
Saat itu, mereka juga berpikir lebih baik DKI menata PKL untuk dapat berjualan di taman meskipun hal itu melanggar Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum (Tibum).
Tak hanya itu, saat itu mereka juga berpikir luasnya lahan Monas dapat digunakan pelaku usaha kecil menengah serta PKL untuk berdagang dan mencari nafkah. Saat itu, Jokowi-Basuki juga berniat untuk membangun sebuah pameran di ruang bawah tanah Monas.
"Tapi, apa yang terjadi? Banyak oknum ormas aparat yang manfaatin jual lapak dan digaris-garisi (dibatasi). Kami kan juga punya Lapangan IRTI Monas. Di sana kami temukan hampir semua orang adalah supplier dan IRTI Monas dijadikan gudang untuk menyuplai barang-barang dagangannya PKL masuk Monas. Nah, ini namanya PKL ngelunjak," kata Basuki kesal.
Oleh karena itu, Basuki memutuskan untuk menertibkan PKL Monas. Tak hanya itu, Pemprov DKI dan CSR Rekso Group membuat program penertiban PKL Monas dengan Lenggang Jakarta. Setelah didata, ada sekitar 1.000 PKL yang berdagang di IRTI Monas.
Tak hanya saat penertiban PKL Monas, kini mereka kembali marah-marah karena DKI menyelenggarakan Lenggang Jakarta.
Untuk menyeleksi pedagang yang berdagang di Lenggang Jakarta, Basuki memberi syarat hanya pedagang yang punya KTP DKI yang bisa masuk ke Lenggang Jakarta. Sementara itu, PKL Monas kebanyakan merupakan pedagang non-DKI.
"Dasarnya, kami tetap ingin menolong PKL untuk punya tempat dagang. Jakarta ini mudah mau cari uang, asal ada tempatnya, tetapi kamu enggak bisa dong manfaatkan tempat dengan merugikan orang lain dan buat macet. Kalau Anda menzalimi hak orang itu bukan dizalimi namanya, tetapi Anda berengsek, itu yang kami lawan," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.