Hal itu diakui oleh salah satu pelaku dari bisnis tersebut AS alias A. Kepada wartawan, A mengaku permintaan ijazah palsu selama ini sangat tinggi.
"Setahun ini, sudah 500-an ijazah yang saya produksi. Ada saja yang minta dari universitas negeri atau swasta," kata pria ini dalam baju tahanan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (4/6/2015).
Rekan-rekannya yang menggeluti bisnis ini pun terhitung banyak. Ia menyebut setidaknya ada 10 kios yang menawarkan bisnis serupa di lingkungannya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan, A mempunyai modus dengan berpura-pura sebagai tukang ketik skripsi, tugas-tugas kuliah, maupun tugas kantor.
Jika ada yang mau memesan ijazah palsu, A menyuruh memesan melalui rekannya yang berperan sebagai calo.
Calo tersebut adalah orang yang menghubungkan antara pemesan dan pembuat ijazah. Peran calo dibutuhkan supaya bisnis itu tidak terlalu terbuka diketahui orang. Tarif yang diberlakukan calo juga relatif mahal, yakni berkisar Rp 5 juta-Rp 10 juta.
Sementara itu, tarif untuk pembuat ijazah adalah sekitar Rp 500.000. A mengaku membuat desain ijazah dengan cara memindai ijazah asli.
Kemudian, ia mencetaknya di kertas yang selanjutnya ditambahkan hologram. "Dia membuat hologram itu secara manual, tetapi itu abal-abal," kata Krishna.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.