"Kita temen sekolahnya P, sengaja datang ke sini buat melayat," kata Tz, teman sekolah P, kepada Kompas.com. Ia mengaku mendapat kabar kematian temannya melalui Blackberry Messenger, Minggu.
"Di BBM bilang kalau si P dibunuh. Terus pada kaget dan gak percaya," kata Tz.
Tak percaya, akhirnya teman sekolah P pun langsung bergegas ke rumah P. Mereka berbondong-bondong untuk membuktikannya. "Ternyata benar. Gak nyangka bangetlah," kata Tz.
Teman lainnya, Mn (13), mengaku mengenal dekat P. Di matanya, P adalah anak yang mudah bergaul. "Kenal banget. Anaknya paling asyik dan baik," kata Monika sambil menyeka air mata.
Monika juga menyebut P tidak memiliki musuh. Itulah yang membuat keheranan Monika karena kasus ini. "Gak punya masalah juga di sekolah," kata Monika.
Selain itu, kata Monika, P juga bukan orang pendiam. Dia sering bermain ke kelas-kelas lainnya. "Ya kadang lewat dan masuk kelas lain. Jadi pada kenallah," kata Monika.
Sebelumnya, dua remaja kakak beradik, R (17) dan P (13) ditusuk di rumahnya Kampung Dukuh Gang Haji Ridi Sumardi, RT 03/05, Kelurahan Sudimara Selatan, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Minggu (7/5/2015). Salah satu korban, P, ditemukan tewas dengan luka di leher.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.