Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulung: Saya Pesan ke Kawan-kawan kalau Ada Tawaran Debat, Jangan Mau

Kompas.com - 09/06/2015, 18:23 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPRD DKI Abraham "Lulung" Lunggana menyarankan kepada anggota Dewan untuk tidak menerima tawaran debat yang biasanya diadakan oleh stasiun televisi. Lulung mengatakan, sistem debat di televisi tidak dapat memberikan informasi secara utuh kepada masyarakat.

"Jadi kalau kita ikut debat, baru ngomong sedikit sudah dipotong. Itu belum selesai debat, dipotong lagi. Gimana enggak emosi. Substansi mana yang mau kita dapat?" ujar Lulung di Gedung DPRD DKI, Selasa (9/6/2015).

Hal tersebut mengacu pada acara debat yang disiarkan salah satu stasiun televisi swasta pada malam tadi.

Debat tersebut dihadiri oleh Zainudin dari Fraksi Partai Golkar dan Syarif dari Fraksi Partai Gerindra melawan Bestari dari Fraksi Partai Nasdem dan Hasbiallah dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa.

Konsep debat seolah mengonfrontasikan kedua pihak. Tema debat tersebut adalah membahas proses hak menyatakan pendapat (HMP) terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Bestari dan Hasbi diposisikan sebagai fraksi penolak HMP, sementara Syarif dan Zainudin sebagai perwakilan fraksi pendukung HMP.

Dalam debat tersebut, mereka berempat adu argumentasi hingga mengeluarkan nada bicara tinggi. Masing-masing bertahan dengan argumentasinya.

Meski mengetahui adanya tayangan tersebut, Lulung mengaku belum sempat menonton. Akan tetapi, Lulung berpesan agar anggota Dewan tidak lagi menerima tawaran debat karena hanya menimbulkan kekesalan.

Namun, dia menyarankan anggota Dewan untuk menerima tawaran wawancara khusus oleh stasiun televisi.

Jika diwawancarai seorang diri, kata Lulung, maka anggota Dewan bisa menjelaskan argumentasinya lebih lengkap daripada dalam debat.

Dengan demikian, masyarakat juga bisa mengetahui informasi yang sebenarnya. "Jadi, saya pesan ke kawan-kawan, kalau ada tawaran debat, jangan mau, kecuali diwawancarai sendiri kayak Mata Najwa misalnya," ujar Lulung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com