Ahok, sapaan Basuki, menduga warga permukiman kumuh yang enggan direlokasi adalah orang-orang yang telah terprovokasi oleh ulah orang yang ia sebut sebagai "pengembang kelas PKL".
Menurut Ahok, pengembang kelas PKL adalah orang-orang yang selama ini mengambil untung dari kegiatan menyewakan petak-petak hunian di tanah milik pemerintah kepada warga miskin.
"Kalau kata bahasa Pak Jokowi, itu ada pengembang kelas PKL. Dia punya bangunan, terus dia jual, dia sewain. Ini yang suka ribut," kata Ahok di pembangunan depo MRT dan rusunawa di sekitar Stasiun Kampung Bandan, Rabu (10/6/2015).
Ahok mengatakan, pengembang kelas PKL memiliki banyak dana yang memungkinkan mereka bisa meraih dukungan saat pemerintah akan melakukan penertiban. Ahok menduga dukungan yang datang sering kali berasal dari oknum-oknum anggota lembaga swadaya masyarakat (LSM) ataupun politisi.
"Dia ada duit, ada pemasukan, dan itu cukup lumayan. Bisa buat bayar oknum LSM. Terus ada juga parpol yang berpikir orang-orang ini lumayan ini suaranya bisa jadi DPRD nih gue nih," ujar Ahok.
Menurut Ahok, tindakan pengembang kelas PKL yang memprovokasi warga miskin agar tidak pindah ke rusunawa layak huni merupakan tindakan yang merugikan warga miskin itu sendiri. Padahal, warga miskin yang tinggal di permukiman kumuh hidup dalam ketidaknyamanan. Salah satunya adalah dibayangi ancaman kebakaran.
"Pemerintah itu kan kayak orangtua, tidak akan menyusahkan anaknya. Cuma ini kan kadang-kadang disuruh pindah enggak mau. Lebih suka di 'gubuk derita', padahal rawan kebakaran. Kalau kebakaran, pemadam susah masuk," ujar dia.
Selain itu, lanjut Ahok, keberadaan permukiman kumuh juga merusak pemandangan kota. Hal itu akan mendapat penilaian jelek dari orang asing yang berkunjung.
"Orang bule datang, itu kok masih banyak yang tinggal di gubuk derita. Yang ini di 'surga', yang itu di gubuk derita. Kan malu kita," kata Ahok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.