Pria yang akrab disapa Ahok mengaku kebiasaan menggunakan autotext bermula saat dia berkampanye pada Pilkada 2012. Kebiasaan itu berlanjut hingga dia menjadi Gubernur DKI saat ini.
Awalnya, Basuki memiliki strategi bagi-bagi kartu nama kepada warga saat Pilkada 2012. Ia memutuskan untuk tidak membagikan sembako, uang, dan voucer belanja kepada warga karena kampanye model itu hanya membuat warga manja. Ia memilih membagikan kartu nama yang berisi nomor ponsel pribadi.
"Ketika saya bagi-bagi kartu nama, banyak ibu-ibu malah marah katanya bukan voucer, enggak bisa ditukar (sembako). Ya saya bilang, '(kartu namanya) balikin saja, enggak perlu pilih saya'. Dia kaget baru kali ini ada calon wagub lebih galak daripada dia," kata Basuki bercerita disambut gelak tawa ratusan polisi peserta seminar Sespimma Polri, di Balai Kota, Kamis (11/6/2015).
Akibat sering membagi kartu nama, Basuki mengaku kebanjiran SMS setiap saat. Warga, kata dia, menyampaikan berbagai keluhan hingga permintaan aneh kepadanya, seperti minta diisikan pulsa.
Menanggapi banyaknya SMS keluhan dan permintaan dari warga, Basuki mengakali dengan membuat autotext di ponselnya. Hanya dengan mengetik kata "tidak", langsung keluar kata "tidak, terima kasih banyak". Namun, ternyata kebiasaan menggunakan autotext tesebut terbawa ketika ia membalas SMS sang istri.
"(Balas SMS pakai autotext) Ini yang buat istri saya marah. Kalau saya diajak nonton, film ini jam sekian, saya pasti balas 'tidak'. Eh, langsung muncul 'tidak, terima kasih banyak' dikirim. Dia langsung tahu, 'Si Ahok (Basuki) pakai autotext balas SMS gue'," kata Basuki menirukan ucapan Veronica.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.