Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Yakin Pembunuh Akseyna Bisa Ditangkap

Kompas.com - 12/06/2015, 20:44 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian meyakini, pembunuh mahasiswa Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori, akan bisa ditangkap. Karena itu, polisi tidak menghentikan penyidikan kasus yang sudah berjalan dua bulan lebih tersebut.

"Kami yakin pelaku bisa tertangkap. Semua kasus pasti meninggalkan jejak. Semua ada jejaknya. Kami harus urai satu-satu," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti, Jumat (12/6/2015) di Mapolda Metro Jaya.

Menurut Krishna, karakter kasus pembunuhan berbeda-beda. Ada kasus yang cepat terungkap, dan apa pula yang membutuhkan waktu lebih lama.

"Ada pelaku yang terungkap sehari dua hari, tetapi ada yang ditangkap setahun hingga dua tahun," kata dia. [Baca: Penjelasan Polisi soal Penyidikan Kasus Akseyna yang Dinilai Jalan di Tempat]

Dalam beberapa kasus, penetapan tersangka pun tidak bisa dilakukan dengan segera. Ia mencontohkan kasus perampokan yang menewaskan korbannya di Bekasi pada September 2014.

Dalam kasus itu, polisi membutuhkan waktu setahun untuk mengungkap tersangka. Namun, petugas hanya butuh waktu singkat dalam penangkapannya.

"Kami butuh hampir satu tahun untuk mencari tersangkanya," ujarnya. Menurut dia, semua petunjuk dari olah TKP dibutuhkan untuk kerangka proses penyelidikan dan penyidikan.

Petunjuk itu ada yang bisa dibuka dan tidak dibuka ke publik. Salah satu yang tidak bisa dibuka ke publik adalah dugaan pelaku. Meskipun telah memiliki dugaan, polisi masih mengumpulkan bukti-bukti untuk menguatkan dugaan tersebut.

Sebelumnya, kasus kematian Akseyna sudah diarahkan ke dugaan pembunuhan. Polisi pun telah menaikkan status penanganan menjadi penyidikan. Proses tersebut sudah berlangsung selama dua bulan lebih. Namun, polisi belum juga menemukan tersangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com