"Lagi sepi hari ini. Pasaran kurma enggak tetap sih. Lagian baru hari pertama puasa," kata Rusdi, pedagang di toko kurma Al Andalus Fairuz yang ditemui Kompas.com pada Kamis (18/6/2015) siang.
Meski tidak banyak aktivitas jual beli kurma di tokonya pada awal bulan puasa ini, Rusdi tidak buru-buru berpikiran negatif. Menurut dia, intensitas pengunjung yang rendah di awal Ramadhan juga rutin terjadi pada 3 tahun terakhir.
Oleh karena itu ia tidak merasa resah dengan hal itu. Harga kurma secara umum juga tidak mengalami perubahan.
"Nanti biasanya hari kelima sampai sepanjang minggu ke 2 naik lagi, minggu ke 3 turun minggu ke 4 normal lagi," ujarnya.
Menurut pria ini, intensitas tertinggi pembeli yang bekunjung ke tokonya justru terjadi pada sebelum puasa. Penyebabnya, banyak pembeli dari luar kota yang menjadikan kurma sebagai oleh-oleh saat mudik atau untuk dijual kembali di daerah asalnya saat bulan puasa berlangsung.
"Karena di Tanah Abang kebanyakan grosiran juga jadi 2 hari sebelum puasa kemarin banyak banget yang datang, kita jadi kewalahan juga. Kebanyakan dari luar kota beli buat oleh-oleh, buat dijual lagi juga banyak," ujar Fairuz.
Kurma yang ada di sejumlah toko yang ada di kawasan Blok C itu berasal dari Iran, Mekah, Madinah, hingga California. Harga kurma juga bervariasi menurut jenisnya, ada yang mulai dijual dengan harga Rp 10.000 hingga ratusan ribu rupiah per kilogramnya.
Pengamatan Kompas.com, memang belum terlihat keramaian pembeli di toko-toko penjual kurma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.