Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesal Tak Diizinkan Beroperasi, Perwakilan Taksi Uber Sambangi Ahok di Balai Kota

Kompas.com - 19/06/2015, 19:31 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar empat orang perwakilan taksi Uber menyambangi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jumat (19/6/2015) sore. Mereka tidak bertemu Basuki di dalam kantornya, tetapi menunggu orang nomor satu di Ibu Kota itu di pendapa Balai Kota.

Saat Basuki keluar untuk mengantarkan para kepala satuan pelaksana pelayanan terpadu satu pintu (PTSP), pegawai taksi Uber itu langsung menghampiri Basuki dan menyampaikan komplain mereka.

Pembicaraan itu berlangsung singkat, sekitar tiga menit, dan Basuki melayani pertanyaan wartawan. 

"Mereka komplain sama saya kenapa taksi Uber enggak boleh beroperasi di Jakarta. Saya bilang karena Uber tidak buat PT di Indonesia, Anda kan sosial, nebengin orang. Kalau begitu, namanya nebengers.com saja. Tetapi, kalau Anda terima duit, Anda bukan nebengers lagi," kata pria yang biasa disapa Ahok itu. 

Ia juga menampik taksi Uber memiliki kantor perwakilan di Jakarta. Sebab, jika perusahaan itu memiliki kantor di Jakarta, mereka wajib membayar pajak kepada DKI. Nyatanya, tidak ada pembayaran pajak dari pihak taksi Uber.

"Kalau Anda punya kantor, ya harus bayar pajak dong ke kami. Anda itu seharusnya buat PT di Indonesia atau cari partner," kata Basuki. 

Dia juga mengatakan akan ditemui oleh pihak Uber International. Namun, Basuki enggan menemuinya. [Baca: Uber: Kami Punya Kantor di Jakarta, Ahok Pasti Tahu]

Menurut Ahok, apabila mereka memang berniat datang padanya untuk meminta izin operasional, seharusnya mereka mendaftarkan diri dulu secara resmi dan membuat sebuah PT.

"Kalau Ubernya kayak begini, ya saya enggak mau ketemu. Kamu masih nyolong duit (pajak) di 'rumah' saya," kata Basuki. 

Sementara itu, saat wartawan mencoba menanyakan perihal ini kepada salah seorang perwakilan Uber, mereka enggan memberi pernyataan.

Bahkan, seorang dari mereka menyebut kedatangannya bukan untuk membicarakan permasalahan taksi Uber.

"Enggak (membicarakan Uber), kami cuma mau foto-foto saja kok. Kami kan ngefans banget sama Pak Ahok," kata salah seorang pegawai Uber yang enggan disebut identitasnya. Mereka juga menolak untuk difoto wartawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com