"Di Bekasi Selatan sudah kejadian. Sahur on the road hanya dijadikan kedok untuk anak muda supaya bisa arak-arakan, pawai. Makanya, begitu ada permohonan sahur on the road dari kelompok pemuda pasti saya tolak," ujar Kepala Seksi Intelkam Polresta Bekasi Kota Komisaris Maryono di Mapolresta Bekasi Kota, Senin (7/7/2015).
Menurut Maryono, bentuk penyalahgunaan lainnya dari kegiatan sahur on the road adalah tawuran antarkelompok warga. Ada pula yang menjadikan sahur on the road sebagai kedok untuk melakukan balapan liar.
Maryono mengatakan, sebelum Ramadhan, bahkan sudah ada anak muda yang meninggal setelah kumpul-kumpul pada dini hari, tepatnya di Bekasi Timur. Ketika itu, dua kelompok anak muda berselisih paham dan tawuran sampai membunuh salah satu anggota kelompok.
Maryono mengatakan, hal-hal seperti itulah yang diantisipasi oleh polisi. "Yang menjadi atensi kita, di Bekasi Timur sudah ada satu meninggal. Ini kita antisipasi sehingga enggak berkembang," ujar Maryono.
Kini, polisi sudah memiliki strategi tersendiri dalam mencegah keributan serta kejahatan yang dilakukan anak muda. Setiap malam, polisi akan langsung membubarkan sekumpulan anak muda yang masih nongkrong hingga larut.
Posisi patroli polisi juga bergeser. Mereka difokuskan di daerah-daerah yang rawan tawuran. Cara tersebut dinilai berhasil menekan tindak kejahatan yang dilakukan anak muda.
"Secara umum, sejak bulan puasa sampai sekarang, wilayah Bekasi Kota masih kondusif berkat pergeseran pasukan," ujar Maryono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.