Ia menyebut, saat itu, langkah pertama yang dilakukan oleh PT Transjakarta adalah memperpanjang kontrak dengan semua agen pemegang merek dari semua bus yang mereka miliki.
Menurut Kosasih, ada empat merek bus yang paling banyak dimiliki oleh PT Transjakarta, yakni Hino, Ankai, Yutong, dan Zhongtong. [Baca: Teknisi Zhongtong Sarankan PT Transjakarta Selektif Memilih Sopir]
"Kami meminta teknisi-teknisi APM memeriksa bus-bus kami dan merekalah yang menentukan jadwal pemeriksaan dan perawatan bus-bus kami. Ini karena kami berasumsi bahwa secara logika, APM seharusnya lebih memahami bus yang mereka produksi daripada kami," kata dia, Jumat (10/7/2015).
Menurut Kosasih, bila waktu perawatan sudah jatuh tempo, pihaknya tidak berani mengambil risiko untuk tetap mengoperasikan bus.
Ia menyatakan, perawatan terhadap bus-bus yang telah jatuh tempo harus dilakukan dengan segera meskipun kebutuhan operasional di lapangan tidak pernah berkurang. "Bagi kami, keselamatan itu nomor satu," ujar dia.
Khusus untuk peristiwa terbakarnya bus Zhongtong pada 8 Maret 2015, usai kejadian tersebut, Kosasih mengatakan bahwa pihaknya langsung menahan dan melakukan grounded terhadap semua bus dari merek yang sama. [Baca: Zhongtong Buka-bukaan Penyebab Busnya Terbakar]
Menurut dia, hal tersebut dilakukan karena pada saat itu bus-bus Zhongtong masih dalam masa garansi perawatan dari APM Zhongtong, PT Mobilindo Armada Cemerlang.
"Setelah perawatan dilakukan secara menyeluruh, kami mendapat pernyataan bahwa bus tersebut layak jalan. Kami pun baru bersedia merilis bus Zhongtong lainnya setelah pihak APM memberikan jaminan tertulis dalam bentuk akta notaris bahwa bus-bus tersebut aman dan laik beroperasi. Ternyata, satu bus terbakar," ujar Kosasih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.