Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Ikut Mudik Gratis, Sartinah Harus Belanja Rp 700.000

Kompas.com - 14/07/2015, 11:19 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Muka Sartinah (35) tampak berseri-seri saat menaiki bus yang akan membawanya pulang kampung ke Solo. Sesaat setelah meletakkan barang bawaan di kursi bus yang akan membawanya, Sartinah turun lagi dari bus lalu menelepon sanak keluarganya yang ada di Solo.

"Iya sebentar lagi akan berangkat. Aku wis di bus di GBK (Gelora Bung Karno). Jam 10.00 mungkin baru berangkat," kata Sartinah kepada keluarganya.

Bersama suami dan dua anaknya, Sartinah merupakan salah satu peserta mudik gratis yang diselenggarakan perusahaan ritel Indomaret pada tahun ini. Meski tidak sepenuhnya gratis, Sartinah mengaku senang bisa mendapatkan kursi untuk mudik bersama program perusahaan tersebut.

"Tadinya iseng doang ikut program mudik dari hasil belanja buat keperluan sehari-hari. Tapi, akhirnya serius, jadi beli banyak sembako dari sana biar dapat dua kursi," kata Sartinah saat berbincang dengan Kompas.com di sela-sela menunggu keberangkatan, Selasa (14/7/2015) siang.

Untuk mendapat dua kursi itu, Sartinah berbelanja sekitar Rp 700.000 dalam sebulan di gerai Indomaret yang ada di dekat rumahnya di kawasan Grogol. Barang-barang yang dibelinya berupa bahan-bahan pokok, seperti minyak goreng, kopi, susu, dan air mineral.

Biasanya, Sartinah hanya menghabiskan sekitar Rp 200.000 untuk berbelanja produk tersebut setiap bulannya.

"Enggak sepenuhnya gratis juga sih, tetapi lebih mending daripada beli tiket bus umum, habisnya bisa Rp 800.000 sampai Rp 900.000 soalnya anak kecil juga dihitung bayar tiket," ujar Sartinah yang memiliki dua anak laki-laki usia sekolah dasar.

Untuk menyiasati pengeluaran belanja ekstra demi mudik gratis, Sartinah juga berusaha menjual kembali produk-produk yang telah dibelinya. Ia menawarkan produk susu dan minyak goreng kepada tetangga-tetangganya dengan harga yang lebih murah dibanding harga pasaran.

"Kita jual murah saja, banyak yang mau, selisihnya juga enggak bikin kita rugi. Jatuhnya dapat tiket murah buat pulang kampung, apalagi sekarang sudah susah nyari tiket kereta, habis semua. Tiket bus ya mahal juga," kata Sartinah yang sehari-hari bersama suaminya bekerja di toko roti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com