Ditemui di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Okta mengaku tak menyangka bahwa perbincangan melalui bertelepon dengan kekasihnya pada Kamis (9/7/2015) malam itu adalah yang terakhir buat mereka. Malam itu, tak biasanya Maita meminta ditemani lebih lama saat bertelepon, sampai tertidur.
"Malam itu, dia minta ditemani, telepon cukup lama sampai dia tidur. Dari jam sembilan sampai jam sepuluh malam," kata Okta saat ditemui, Rabu (15/7/2015).
Hanya itu kejanggalan yang dirasakan Okta sebelum peristiwa tragis tersebut terjadi pada Jumat (10/7/2015). Bagi Okta, Maita adalah gadis baik, yang telah dipacarinya sejak sama-sama mengenyam pendidikan di SMK Nurussalaf Kemiri, Purworejo. Maita adalah adik kelas Okta.
"Setelah lulus SMK, dia ke Bekasi dan sempat kerja di tempat lain sebelum akhirnya diterima di PT Mandom. Dia baru dua bulan kerja di PT Mandom. Saya yang bantu nyariin kerja buat dia," ujar Okta.
Maita adalah satu dari tujuh korban tewas dalam peristiwa ledakan yang turut melukai sekitar 52 orang lainnya ini. Jenazah Maita akan dipulangkan ke kampung halamannya di Purworejo, Jawa Tengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.