Hal ini disampaikan Kepala Kepolisian Resor Kota Depok, Komisaris Besar Dwiyono, di Mapolresta Depok, Senin (20/7/2015). Mulanya, Dwiyono mengatakan, dari pemeriksaan bahwa tidak ditemukan adanya kaitan dengan profesi korban sebagai jurnalis.
"Dari pemeriksaan tidak ada. Sampai saat ini diproses ke sana tidak ada. Murni pencurian. Karena para tersangka ingin memiliki barang berupa ponsel serta memiliki uang untuk Lebaran," kata Dwiyono.
Namun, setelah ditanya mengapa pelaku membawa recorder dan buku kartu nama tidak memiliki nilai jual, khususnya buku kartu nama, Dwiyono menyatakan akan mendalami lagi. "Kita dalami lagi," ujar Dwiyono.
Sementara itu, tersangka yang menusuk korban sebanyak sembilan kali, yakni HU (22), mengaku tidak tahu profesi korban. "Saya tidak tahu kalau dia wartawan," ujar HU.
Seperti diberitakan, Noerbaety ditemukan meninggal dunia pada Sabtu (18/7/2015) pukul 13.00. Korban ditemukan bersimbah darah dalam keadaan tertelungkup dan tangan terikat di rumahnya yang berlokasi di Perumahan Gaperi, RT 01 RW 09, Blok NC 6, Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Polisi memastikan tewasnya wartawati lepas itu karena dibunuh. Sebab saat ditemukan tangan kiri Beti dalam kondisi terikat tali rafia. Hasil visum et repertum RS Polri Sukanto, Kramatjati, menunjukkan ada sembilan luka tusukan di perut dan dada Beti, serta ada luka sayatan di lehernya.
Pelaku pembunuhan korban akhirnya dapat ditangkap. Dua orang tertangkap, sementara satu orang lainnya dinyatakan buron. Polisi mengamankan beberapa barang bukti hasil kejahatan para tersangka. Beberapa barang bukti lain, seperti laptop dan kamera, sudah dijual tersangka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.