Namun, karena aturan tersebut, perundungan justru berpotensi timbul di luar lingkungan sekolah. Oleh karena itu, para guru tidak menutup mata dengan kenyataan itu. Mereka pun melakukan berbagai upaya untuk mencegah perundungan itu kembali terjadi.
Langkah yang dilakukan SMAN 70 misalnya, dengan meniadakan tugas kelompok bagi para siswa baru selama masa orientasi berlangsung. Sebab, pelajaran dari tahun sebelumnya, hal itu meningkatkan potensi terjadinya perundungan.
"Tahun ini kami hilangkan tugas kelompok karena itu membuat siswa kumpul-kumpul habis MOPDB, kemudian berpotensi terjadi hal-hal semacam itu (perundungan)," kata Zaitun Airani, guru SMAN 70, Senin (27/7/2015).
Diketahui, tahun lalu, seusai kegiatan MOPB, sejumlah siswa baru SMAN 70 menjadi korban perundungan kakak kelasnya di luar lingkungan sekolah. Insiden itu mengakibatkan 13 siswa kelas XII dikeluarkan dari sekolah.
Selain itu, untuk memastikan para siswa langsung pulang setelah MOPDB, guru juga mewajibkan kepada orangtua untuk mengantar dan menjemput siswanya. Kewajiban itu berlaku tiga hari dari Senin hingga Rabu (29/7/2015) mendatang.
"Orangtua perlu berkorban lah selama tiga hari ini, mengantar jemput anaknya. Kalau memang tidak bisa, diwakili saudara atau tetangganya juga bisa, yang pasti harus diantar jemput, supaya langsung pulang," kata Zaitun.
Tak hanya itu, sekolah juga membedakan jadwal istirahat para siswa baru dengan seniornya untuk memperkecil kemungkinan pertemuan keduanya. Tujuannya supaya tidak terjadi sesuatu yang memancing perundungan.
Sekolah juga mengimbau para siswa baru untuk menitipkan ponselnya selama mengikuti MOPDB dan mengambilnya saat akan pulang. Sebab, ancaman dan ajakan berkumpul seusai sekolah juga kerap disampaikan melalui ponsel.
Sementara itu, langkah SMAN 6 untuk memerangi perundungan di luar sekolah yakni menjalin kerja sama dengan aparat yang berwajib, yakni kepolisian. Sebab, kewajiban guru mengawasi selama di sekolah. Jika sudah di luar sekolah maka pihak sekolah membutuhkan bantuan pihak berwajib.
"Sudah dari dulu kami koordinasi dengan kepolisian, baik itu Polsek, Polres, Polda, semuanya demi mencegah ada tawuran atau kekerasan apapun di luar sekolah," kata Wakepsek Bagian Kesiswaan SMAN 6 Jakarta, Suwartono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.