Penyelenggara menegaskan akan mengecek peserta mana saja yang menjual produk dengan harga tinggi, seperti yang dikeluhkan Basuki. Meski demikian, ia memastikan bahwa tidak semua peserta menjual perlengkapan sekolah dengan harga tinggi.
Sebagian peserta, lanjut dia, berkomitmen menjual perlengkapan sekolah lebih murah dibanding harga pasaran. Setelah pengecekan dilakukan, barulah penyelenggara akan mempertanyakan pertanggungjawaban peserta.
"Kenapa mereka tidak mematuhi surat pernyataan yang sudah mereka sepakati. Memang ada satu-dua pedagang yang tidak kami crosschek karena pamerannya masih berlangsung sampai seminggu ke depan," kata Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) itu.
Penyelenggara, lanjut dia, akan mendiskusikan bersama peserta perihal sanksi yang diberikan. "Apakah mereka cukup berdagang sampai di sini saja atau mau menurunkan harganya. Kami, Ikapi, sebagai penyelenggara, sudah sangat mengontrol sejak awal terhadap peserta," kata Tatang.
Sebelumnya, Basuki geram bahkan marah-marah saat menyampaikan sambutan dalam Jakbook and Edu Fair 2015. Ia kecewa atas penyelenggaraan pameran yang tak sesuai harapan. Menurut dia, harga-harga tinggi yang ditetapkan peserta membebankan pembeli yang sebagian besar merupakan pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP).
Bahkan, Basuki meminta warga dan pemegang KJP tak lagi membeli perlengkapan sekolah pada pameran yang berlangsung hingga 3 Agustus tersebut. Basuki mengimbau warga untuk membeli perlengkapan sekolah di toko buku, toko sepatu, atau pasar, dan tetap menggunakan dana dari KJP.